Ende, Ekorantt.com – Siapa yang tidak mengenal Refly Harun. Sosok yang satu ini adalah pakar hukum tata negara jebolan Universitas Notre Dame Amerika Serikat.
Hampir satu dekade terakhir, dirinya selalu menghiasi layar kaca, media cetak maupun media daringdengan gagasan dan pandangan-pandangan cerdasnya tentang gerak politik, hukum, dan masalah sosial di Indonesia.
Pekan lalu Ia menyambangi Ende-Flores. Refly Harun datang atas undangan Universitas Flores untuk memberikan kuliah umum kepada ribuan mahasiswa di aula Universitas Flores 26 Oktober 2019 lalu.
Pakar hukum tata negara ini mempresentasikan materi “Membangun Potensi Diri sebagai Mediator Budaya: Mengawal Ideologi, Melawan Radikalisme” dengan memukau di hadapan peserta kuliah umum.
Menurut Refly, Pancasila sebagai dasar dan fondasi tidak boleh eksklusif terhadap nilai-nilai lain yang telah hidup dalam peradaban manusia, misalnya nilai agama dan budaya. Pancasila sesunggunya harus benar-benar menjadi ideologi terbuka.
Semasa pengasingannya di Ende, kata Refly, Soekarno merenungkan Pancasila dan itu adalah fakta sejarah. Baginya, generasi sekarang tidak boleh melupakan sejarah. Bahkan, tokoh-tokoh bangsa lain seperti Muhamad Yamin dan Supomo harus dihargai.
“Pancasila menjadi fondasi, dasar dalam kita bernegara. Sesungguhnya Pancasila harus menghargai dinamika, efisiensi, efektivitas dan Pancasila tidak boleh haram terhadap perbedaan pendapat,” ungkap Refly.
Ia mengatakan, Ende menjadi miniatur Indonesia, dengan praktek-prektek kehidupan sosial bermasyarakat yang penuh toleransi dan memahami perbedaan.
“Mahasiswa harus diprovokasi untuk memahami Pancasila secara kontekstual. Pancasila itu tidak hanya dipelajari sebagai landasan ideologi, namun harus ada dalam praktek-praktek sosial dan bernegara, yaitu kebebasan berpandangan dan berpendapat, toleransi dan budaya sopan santun yang merupakan corak masyarakat sebelum kelahiran pancasila,” pungkas Refly.
Kehadiran Refly, bagi mahasiswa Universitas Flores adalah sebuah kebanggaan.
“Kami senang karena dikasih ilmu dan semangat oleh seorang tokoh nasional,” ungkap Nadya, salah satu mahasiswa Hukum Universitas Flores.
Selain memberikan kuliah umum di Universitas Flores, Refly Harun menyempatkan diri menyaksikan indahnya Danau Kelimutu.
“Kelimutu itu harta Indonesia dan keajaiban dunia. Orang Ende mesti bersyukur, ini anugerah Tuhan lewat alam yang membuat dunia tahu,” kesannya.