Larantuka, Ekorantt.com – Wabah corona yang telah masuk ke Indonesia diyakini ikut membawa dampak pada kunjungan para peziarah Semana Santa di Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur pada April mendatang.
Menurut Don Martinus DVG, ahli waris Kerajaan Larantuka, adanya virus ini memang mencemaskan banyak orang tetapi dirinya secara pribadi menegaskan bahwa umat Katolik di Kota Larantuka tetap menjalankan prosesi Semana Santa.
“Kami tidak terlalu jauh mencampuri urusan pada Covid-19 ini. Kami hanya konsentrasi pada devosi Semana Santa di Nagi Tana ini setiap tahun. Mengenai penyebaran virus corona memang dimana-mana kita membaca di media, Covid-19 ini sangat menakutkan,” jelas Don Martinus DVG, saat dikonfirmasi Ekora NTT di kediamannya di Kelurahan Sarotari, Larantuka, Senin (16/03/2019).
Don Tinus tidak meyangkal tentang merebaknya virus corona di Indonesia beberapa hari terakhir. Tapi bukan berarti Semana Santa batal dilaksanakan.
“Berkaitan dengan Semana Santa, kami suku pemilik Semana Santa dan pihak Gereja mau supaya Devosi Semana Santa ini tetap dilakukan. Tanpa umat peziarah dari luar daerah pun tetap, kami lakukan sebab dari dulu tradisi ini tetap kami laksanakan,” jelas Don Tinus.
“Saya dengar ada beberapa isu yang berkembang bahwa pemerintah melarang peziarah yang masuk ke daerah sini maupun keluar Larantuka. Dan melarang mencium kaki Tuan Deo (kaki salib). Umat Katolik Larantuka berkeyakinan bahwa dengan mencium kaki salib Yesus dapat menyembuhkan seseorang dari segala penyakit dan doa-doa yang dikirimkan dalam devosi selalu dapat dikabulkan. Jadi untuk kami di sini tetap dibuat,” tambahnya.
Ditegaskan Don Tinus, dirinya dan suku-suku pemilik dan pelaksana Semana Santa mendukung langkah-langkah dan upaya pemerintah untuk mencegah masuknya wabah virus Corona di wilayah Larantuka dengan tidak menambah atau mengurangi tradisi Semana Santa.
“Bagi kami, apapun langkah pemerintah tetap kita dukung. Itu urusan Pemerintah. Jika ada kebijakan pemerintah untuk melarang para peziarah dari luar untuk datang kami sebagai pelaku devosi Semana Santa tidak mencampuri urusan apapun. Itu kewenangan pemerintah,” jelasnya.
“Saya dan pihak-pihak suku Semana Santa tetap melaksanakan prosesi karena ini warisan dari leluhur yang tidak boleh kita tambah ataupun kita kurangi”.
Ia pun menjelaskan bahwa saat ini beberapa suku yang mengurusi prosesi Semana Santa di kota Larantuka sudah mulai mengangkat doa meminta supaya Tuhan melindungi umat dari wabah corona.