Larantuka, Ekorantt.com – Setelah dua bulan lebih terlantar di Flores Timur, pelaku perjalanan asal Kabupaten Lembata dijemput pada Jumat (22/5/ 2020).
(Baca juga: Pelaku Perjalanan Asal Lembata Terlantar Dua Bulan di Flotim)
Saat penjemputan, aksi adu mulut tak bisa dielakkan. Pasalnya, Pemkab Lembata hanya 20 pelaku perjalanan dari total 68 pelaku perjalanan asal Lembata di Larantuka.
Baik pelaku perjalanan maupun utusan tim Satgas Covid-19 Lembata saling berdebat.
Koordinator Seksi Karantina dan Isolasi Satgas Covid-19 Pemkab Lembata, Apolinaris Mayan mengatakan, Pemkab Lembata memiliki keterbatasan tempat karantina bagi pelaku perjalanan di Lembata.
Dalam audiensi dengan Satgas Covid-19 Flotim yang disaksikan langsung oleh ke-68 pelaku perjalanan, Apolonaris mengatakan, ada dua tempat karantina yang disiapkan pemerintah daerah yakni Puskesmas Pada dan Puskesmas Meru.
“Untuk sementara ini, kapasitas kami untuk di Pada itu dengan jumlah PDP 7 dan ODP ada 24. Sementara di Meru, ODP ada sekitar 16. Sehingga kapasitas karantina kami untuk sementara bisa untuk dengan 20 orang. Nah, jika satu dua hari ke depan ada yang keluar kami akan datang menjemput lagi yang lain,” jelas Apolinarus.
Alasan lain yang diungkapkan oleh Apolonaris saat bernegosiasi dengan pelaku perjalanan adalah Pemkab Lembata baru mengetahui ada 68 pelaku perjalanan asal Lembata yang berada di Flores Timur .
Total angka ini baru diketahui ketika Satgas Covid-19 Kabupaten Flotim melakukan rapid test pada Kamis, 21 Mei 2020.
“Nah, itu artinya selama ini bapak mama mereka selama ini berada di rumah masing-masing. Itu asumsi kami. Jadi saya kira begini, sesuai dengan daya tampung, kami jalan dengan 20 orang. Yang sisanya itu, nama-nama tetap dicatat. Setelah itu nanti kita akan datang jemput lagi di hari senin,” jelasnya.
Terhadap penjelasan itu, Siprianus Benaku, salah satu pelaku perjalanan menyesal dengan langkah Pemkab Lembata
“Pemda Flotim sudah fasilitasi. Sudah sampai hari ini juga sudah beri makan semua. Apa yang kurang? Lalu, Lembata hanya atur kembali ke Lembata kenapa tidak bisa? Apanya berat? Terkait corona kita semua tahu. Makanya kami difasilitasi agar tidak masuk melalui pintu-pintu tikus. Karena jika melalui jalan-jalan tikus akan menyebabkan virus yang menyebar,” kata Siprianus.
“Flotim sudah memberikan hati sangat baik. Sangat memberi kami keyakinan. Lalu Pemda Lembata hanya bawa kembali ke Lembata masih ada keberatan,” tambahnya.
Siprianus menyangsikan komitmen Pemkab Lembata yang akan menjemput pelaku perjalanan lainnya pada Senin, 25 Mei 2020.
Apolonaris kembali angkat bicara. Mewakili Pemerintah Lembata, ia berjanji akan menjemput kembali pelaku perjalanan lainnya.
“Bapak percaya, saya omong dalam kapasitas saya sebagai Pemerintah Kabupaten Lembata. Jadi tolong hormati saya. Kalau saya tidak dalam kapasitas pemerintah maka saya tidak akan berdiri dan omong di sini,” tegas Apolinus dengan nada yang tinggi.