Ende, Ekorantt.com – Pasca dilantik menjadi Kepala Desa Embuzozo, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende pada Desember 2019, Agus Keu merangkul semua perangkat desa lama.
“Setelah saya dilantik oleh bapak bupati, tidak ada yang saya ganti aparat saya. Saya bilang jika ingin kerja untuk melayani masyarakat, mari kita kerja bersama. Untuk apa kita bawa perbedaan di Pilkades. Itu proses, sekarang saatnya kita gandeng tangan untuk bangun desa,” tutur Kades Keu kepada Ekora NTT di ruang kerjanya, 30 Juli 2020.
Langkah ini, klaim Kades Keu, menuai hasil positif. Administrasi perencanaan dana desa tahun 2020 selesai tepat waktu. Bahkan, realisasi dana desa tahap I di Desa Embuzozo jadi yang tercepat di Kabupaten Ende. Progres pembangunan fisiknya pun telah mencapai 75 persen.
Bagi Kades Keu, capaian realisasi fisik dan keuangan dana desa tahun 2020 ini merupakan hasil dari kerja sama masyarakat, terutama kekompakan aparat desa.
“Tidak boleh Silpa. Kalau Silpa itu artinya pemerintah desa gagal. Dana tahun ini harus diselesaikan pada tahun ini juga. Untuk itu kami butuh pendampingan dari instansi terkait. Saya target bulan Oktober semua kegiatan fisik dana desa tahun 2020 sudah 100 persen,” jelasnya.
Tokoh masyarakat Embuzozo, Abdulah mengapresiasi langkah bijak Kades Keu yang tak mengganti aparat desanya.
“Kami bangga dengan kebijaksanaan kepala desa. Dia tidak ganti aparat. Hasilnya sekarang BLT masyarakat sudah terima. Fisik kegiatan dana desa sudah hampir selesai,” kata Abdulah.
Saling sikut kepentingan saat Pilkades juga mendapatkan perhatian khusus dari Bupati Ende, Djafar H. Achmad.
Saat melantik lima kepala desa di Maurole pekan lalu, Bupati Djafar mengatakan, kepala desa harus menghindari kepentingan politik Pilkades dalam perekrutan dan pergantian aparat desa.
“Harus pertimbangkan matang. Jangan sampai ganti aparat desa hanya karena masalah Pilkades. Aparat yang sudah memiliki pengalaman yang baik harus di pertahankan, agar desa bergerak maju,” ujar Bupati Djafar.
