Dr. Leo Kleden Beri Seminar Hermeneutika Kitab Suci di STFK Ledalero

Maumere, Ekorantt.com – Pater Dr. Leo Kleden, SVD memberikan Seminar Hermeneutika Kitab Suci di STFK Ledalero, Sabtu 5 September 2020. Seminar bertajuk “Wahyu Alkitabiah dalam Tinjauan Hermeneutika Ricoeur” ini disiarkan secara Live Streaming dan diikuti para dosen, mahasiswa pascasarjana dan pengurus senat mahasiswa STFK Ledalero.

Moderator, Pater Dr. Felix Baghi, SVD pada bagian pembuka menjelaskan bahwa metode hermeneutika sudah sering digunakan orang dalam menafsir berbagai teks-teks biasa.

Namun, menurut Felix, yang masih menjadi persoalan adalah metode penafsiran ini diterapkan dalam teks-teks kitab suci. Oleh karena itu, penjelasan Pater Leo sangat membantu.

Dalam awal ulasan, Pater Leo mengatakan bahwa ini adalah untuk kali pertama setelah 20 tahun, ia boleh memberikan lagi seminar tentang Hermeneutika Kitab Suci di STFK Ledalero.

Hermeneutika, kata Pater Leo, didasarkan pada pemikiran Filsuf Prancis Paul Ricoeur yang memahami dunia kehidupan dalam tiga rangkaian peristiwa.

Pertama, prefigurasi atau dunia kehidupan yang secara alamiah dialami oleh manusia. Kedua, konfigurasi atau peristiwa kehidupan yang telah diolah dan menjadi teks. Dan ketiga, pencerahan lebih lanjut terhadap subyek oleh dunia konfigurasi.

Lebih lanjut Pater Leo menjelaskan bahwa hermeneutika tidak terlepas dari teks. Sebab manusia mengalami pengalaman dan mengungkapkannya dalam bentuk tulisan atau bahasa. Ia memahami teks dalam tiga arti yaitu wacana, karya, dan pemantapan yang kemudian menjadi satu kesatuan aktivitas.

“Teks itu dimulai dengan wacana. Dalam wacana itu ada dialektika. Melalui dialektika, wacana dapat menjadi sebuah karya dalam bentuk teks yang dimantapkan. Pemantapan itu dapat juga berbentuk audiovisual,” katanya.

Sebagai sebuah karya wacana yang dimantapkan, tambahnya, teks tidak terlepas dari genre literer dan gaya bahasa yang dipakai serta konteks sosial sebuah masyarakat. Unsur-unsur ini menjadi penting dalam memahami sebuah teks.

Pater Leo juga menyoroti beberapa hal penting berkisar pada bahasa, kitab suci, genre literer, dan wahyu diri Allah.

Dalam seminar itu, muncul beberapa penanya, termasuk Pastor Otto Gusti Madung, SVD. Pater Otto, demikian ia biasa disapa, meminta pemateri untuk menjelaskan otoritas tafsiran terbaik dan bermutu.

Ia mencontohkan pewarta Nabi Yeremia dalam kitab suci adalah sangat sempurna. Namun ketika masuk pada konteks kekinian, ada banyak persoalan yang berkaitan dengan pewartaan itu.

Terhadap pertanyaan Ketua STFK Ledalero ini, PaterLeo menjelaskan “kita bisa dengan bebas memberi interpretasi pada setiap konflik yang ada di mana saja. Kita selalu akan terlibat di dalam konteks dan konflik. Dan dalam konflik itu kita harus menentukan sikap yang benar”.

Yuven Fernandez

TERKINI
BACA JUGA
spot_img
spot_img