Kisah Petrus Mehan, Mendulang Rupiah dari Usaha Pembibitan Tanaman

Maumere Ekorantt.com – Petrus Mehan, 58 tahun, warga Dusun Kahat, Desa Kokowahor, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka sukses mengembangkan usaha pembibitan berbagai jenis tanaman perkebunan dan buah-buahan.

Saat ini, puluhan ribu anakan tanaman seperti; kelapa, pinang, mahoni, marica, pala, vanili, sawo, cengkeh, dan durian miliknya telah siap untuk dipasarkan. Mekanisme pemasaran dilakukan melalui proses pengajuan penawaran atau pembelian langsung dengan harga terjangkau.

Om Mehan, begitu sapaannya, telah menekuni usaha pembibitan sejak tahun 1992 silam. Meski pendidikan formalnya cuma sebatas sekolah dasar, berkat tekun, usaha ini berkembang pesat hingga ia mempekerjakan 10 orang tenaga kerja.

Dalam hal permodalan, Om Mehan mendapatkan bantuan pinjaman dari KSP Kopdit Pintu Air. Tak hanya permodalan, ia juga mendapatkan pendidikan keuangan yang berkala dari staf lapangan Pintu Air setiap kali kunjungan.

“Untuk kebutuhan modal kerja, sejauh ini belum pernah saya alami kesulitan, karena Pintu Air selalu penuhi permintaan saya,” tutur Om Lehan.

Staf Manajemen KSP Kopdit Pintu Air, Virgimus Botha mengakui bahwa Om Lehan punya usaha produktif yang menjanjikan dari sisi bisnis. Hal ini sejalan dengan program Pintu Air belakangan yakni memberdayakan usaha produktif anggota.

Virgimus menuturkan, pinjaman untuk usaha produktif ke depan ditingkatkan ketimbang pinjaman untuk hal-hal konsumtif.

Kini Om Lehan telah memiliki badan hukum usaha sendiri bernama UD. Kasih Asi. Setiap tahun, UD. Kasih Asi menjadi mitra pemerintah provinsi dan kabupaten di Nusa Tenggara Timur dalam rangka memenuhi kebutuhan anakan tanaman perkebunan.

Lahan pembibitan milik Petrus Mehan di Dusun Kahat, Desa Kokowahor, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka

Dari usaha pembibitan tanaman, ayah empat anak ini mampu meraup keutungan yang cukup besar. Dikatakannya, untuk mendapat keuntungan besar tentu membutuhkan kerja keras dan modal yang tidak sedikit.

“Dalam satu tahun, saya untung bersih tiga sampai empat ratus juta rupiah,” tutur Om Lehan.

Gempuran pandemi Covid-19 sedikit berdampak pada usaha pembibitan Om Lehan. Bahkan pengalihan sejumlah dana desa untuk penanganan Covid-19, turut mengganggu usahanya. Hingga bulan Oktober tahun 2020, sejumlah kabupaten dan desa yang berniat membeli bibit tanaman belum ada satupun mengambilnya.

Meski begitu, pandemi tidak menyurutkan niat Om lehan untuk menyiapkan bibit tanaman lebih banyak lagi. Ia berharap Covid-19 segera berlalu sehingga pembelian bibit mulai berjalan, seiring dengan musim hujan yang sebentar lagi akan datang.

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA