Tak Ada Jembatan, Puluhan Siswa SD di Desa Aendoko-Ende Lewati Sungai Deras

Ende, Ekorantt.com – Puluhan siswa sekolah di Desa Aendoko, Kecamatan Wewaria, Kabupaten Ende mulai was-was. Pasalnya saat musim penghujan tiba, mereka harus melewati arus deras sungai Lowolaka, ditambah debit air yang meningkat.

Siswa tak jarang mengurungkan niat untuk ke sekolah yang terletak di kampung Wolomage. Kejadian ini sudah terjadi puluhan tahun karena ketiadaan jembatan untuk membantu penyeberangan.

“Kalau sudah musim hujan kami takut ke sekolah om. Banjir sangat besar,” ungkap Juan Modhi, siswa SD  Inpres Wolomage kepada Ekora NTT Selasa (6/10/2020).

Warga Aendoko, Vinsentius Ngga’a mengaku prihatin dengan tak adanya akses jembatan di kali Lowolaka.

Menurut Vinsen, saat banjir, selain menyulitkan siswa, juga mengakibatkan putusnya jalur ekonomi warga yang hendak memasarkan hasil pertanian dan perkebunan ke pasar dan ke luar desa.

“Kalau sudah hujan dan banjir, praktis anak-anak SD tidak ke sekolah. Yang kami prihatin, jika ada yang sakit dan segera dirawat ke Puskesmas. Desa ini seolah-olah mati ekonominya kalau hujan sampai dua atau tiga hari. Tahun ini, karena corona sehingga memang anak-anak tidak ke sekolah,” keluh Vinsen

Kepala Desa Aendoko, Vinsentius Agustinus Kami membenarkan kondisi yang dialami warganya. Dalam Musrembang baik di desa maupun di kecamatan, pihaknya berulangkali memperjuangkan akses jembatan.

“Benar pak, ini sangat dibutuhkan.  Ini kebutuhan mendesak. Kami berharap bapak bupati bisa bantu kami,” ujarnya.

Pemerintah desa, sebut Vinsentius, telah merumuskan rencana pembangunan jembatan gantung berkonstruksi kayu sebagai alternatif untuk membantu penyebarangan di kali Lowolaka.

“Jadi sekarang kita sudah anggarkan untuk bangun jembatan gantung dengan dana desa. Selanjutnya kita tetap berharap pemerintah daerah bisa membangun jembatan beton yang bisa dilintasi kendaraan roda empat,” kata Vinsentius berharap.

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA