Labuan Bajo, Ekorantt.com – Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) mencatat kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo tahun 2020 menurun drastis dibandingkan tahun 2019. Hal ini disebabkan pandemi Covid-19 selama setahun terakhir.
“Jumlah kunjungan wisatawan tahun 2019 sebanyak 256.171 kunjungan. Sementara tahun 2020 mengalami penurunan yang sangat signifikan, yakni 44.505 kunjungan. Ini turunnya 211.666 atau 83 persen mengalami penurunan,” terang Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Mabar, Agustinus Rinus yang ditemui Ekora NTT belum lama ini.
Tahun 2019, beber Agustinus, jumlah kunjungan wisatawan lokal sebanyak 1.897, namun tahun 2020 hanya 83 kunjungan, menurun 96 persen.
Sementara kunjungan wisatawan nusantara tahun 2019 yakni 85.882 kunjungan, tetapi tahun 2020 turun menjadi 26.072 kunjungan, mengalami penurunan 70 persen. Wisatawan mancanegara tahun 2019 sebanyak 168.392 kunjungan, sementara tahun 2020, 18. 350 kunjungan, menurun 89 persen.
Dikatakan, selama tahun 2020 Komodo menjadi destinasi favorit dengan jumlah pengunjung sebanyak 15.792. Kemudian disusul Pulau Rinca, 10.917 kunjungan, Cunca Wulang 1.543 kunjungan, Gua Rangko 3994 kunjungan, Batu Cermin 4.560 kunjungan, diving 4.981 kunjungan, dan snorkeling 2.714 kunjungan.
“Untuk pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Manggarai Barat tahun 2019 itu senilai Rp60. 572.934.746, ini menurun cukup signifikan di tahun 2020 dengan total PAD senilai Rp21.015.282.660 atau berkurang 65 persen,” beber Agustinus.
Kendati demikian, Agustinus menjelaskan, pemerintah daerah sudah melakukan berbagai upaya untuk mendongkrak kunjungan wisatawan di tengah pandemi Covid-19.
Upaya itu dengan cara merumuskan dan melahirkan produk hukum melalui surat keputusan bupati, nomor 128/Kep/2020 tentang, protokol kesehatan di sektor pariwisata.
Lebih lanjut, jelas dia, pemerintah setempat dan pusat melakukan simulasi sefety and security, sebagai pilot project di Indonesia yang digelar di Labuan Bajo tahun 2020 lalu.
Pihaknya juga melakukan, Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keselamatan) and Environment (Kelestarian Lingkungan) atau CHSE yang bekerja sama dengan Excellence Plus Indonesia, untuk seluruh industri hotel dan restoran.
“Kami juga melakukan sosilasi gerakan bisa dan CHSE di setiap destinasi. Sehingga dengan demikian, protokol kesehatan di sektor industri pariwisata dijalankan secara baik. Orang yang datang ke Labuan Bajo, tidak ragu-ragu. Karena destinasi maupun industri pariwisata sudah menerapkan protokol keseshatan secara baik,” pungkasnya.
Sandy Hayon