Ruteng, Ekorantt.com – Petrus Abat (79) bersama istrinya, Bibiana Junut (76), hidup memprihatinkan di rumah mereka di Kampung Wae Peca, Desa Lalong, Kecamatan Wae Ri’i, Kabupaten Manggarai.
Saban hari, mereka tidak bisa keluar rumah akibat penyakit yang dideritanya
Sejak 2009, Petrus terkena stroke. Lalu, pada 2017, istrinya juga menderita sakit yang sama.
“Mereka tidak ada anak,” tutur Regina Jenau (50), saudari Petrus, Jumat (19/3/2021).
Menurut Regina, setiap hari, Bibiana hanya bisa terbaring di tempat tidur. Ia tidak bisa duduk.
“Mandi dan buang air kecil atau besar di atas tempat tidur,” cerita Regina.
“Hanya tangan kirinya yang berfungsi. Kalau mau makan, saya harus menyuapnya,” tambahnya.
Sedangkan saudaranya, lanjut Regina, selain terkena stroke, juga sering mengalami sesak napas. Jika hendak mandi dan buang air besar, Petrus harus merangkak.
“Itu pun ia lakukan setengah mati,” ungkapnya.
Regina bilang, saudara dan iparnya itu hanya hidup berdua di rumah mereka. Sejak Bibiana sakit, ia setiap hari datang untuk mengurus makan-minum, dan membersihkan kotoran mereka.
Ia menjadi tulang punggung keluarga lansia tersebut. Setiap hari, Regina harus membagi waktu; bekerja di kebun dan mengurus saudara dan iparnya.
“Banyak juga kesulitan,” ucapnya.
Regina punya impian agar saudaranya itu bisa memiliki kursi roda. Namun, karena keterbatasan ekonomi, ia tak mampu membelinya.
“Kami tidak bisa beli. Kami hanya berdoa, semoga ada yang bantu mereka,” tutupnya.
Adeputra Moses