Ekonomi Lesu Kala Pandemi, Orang Tua di Ende Minta Biaya SPP Dipangkas

Ende, Ekorantt.com – Kelesuan ekonomi sangat terasa di tengah pandemi seperti sekarang. Hal ini berdampak pada menurunnya pendapatan warga, terutama pada sektor jasa dan UMKM.

Di Kabupaten Ende, sebagian orang tua mengeluh dengan tingginya biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) anak-anaknya.  Akibat berlakunya pembelajaran daring di tengah pandemi, orang tua dibebankan juga dengan biaya pembelian pulsa data.

“Sekarang susah pak. Memang ada bantuan pulsa data bagi siswa. Tapi itu tidak cukup. Apalagi kalau kita punya dua tiga anak sekolah di rumah,” kata salah satu orang tua siswa di Kecamatan Ende Tengah Kabupaten Ende, Laurens Tani.

Laurens  menerangkan, di tengah impitan ekonomi, masyarakat harus dibebankan dengan biaya pendidikan anak di sekolah yang tidak berubah, meski sekolah dilaksanakan secara online atau pun tatap muka terbatas.

“Sekarang semua lewat handphone. Tentu aktivitas pengajar agak berkurang. Ya kita minta biaya SPP harus dipangkas,” kata Laurens kepada Ekora NTT pada Jumat (9/7/2021).

iklan

Menurutnya, kebijakan pengurangan biaya SPP dapat membantu pemulihan ekonomi warga di tengah kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat secara mikro (PPKM).

“Kalau aktivitas ekonomi masyarakat dibatasi tentu berdampak pada turunnya pendapatan.  Mesti ada kebijakan untuk pangkas SPP,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan Agustinus, warga Kecamatan Ende Utara. Dirinya berpandangan, kebijakan pengurangan biaya SPP menjadi salah satu harapan warga di tengah wabah Covid-19 yang melanda Kabupaten Ende.

“Tentu ini menjadi harapan semua warga. Apalagi yang pekerjaan seperti buruh, tani, tukang, pedagang kaki lima dan nelayan. Ketika aktivitas ekonomi dibatasi, tentu pendapatan mereka berkurang. Kalau bupati ambil kebijakan ini maka sangat membantu warga,” harap Agustinus.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA