Ruteng, Ekorantt.com – ‘Di dalam kebersamaan ada kehidupan yang lebih baik.’ Demikian motto Pusat Rehabilitasi dan Klinik Gangguan Jiwa Renceng Mose, Ruteng.
Klinik ini terletak di jalan lintas luar Kelurahan Bangka Leda, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Bangunannya tampak sederhana.
Dibaluti pepohonan hijau dengan udara yang terasa dingin dan sejuk, Klinik Renceng Mose menjadi tempat nyaman bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Suasana lingkungan serta kerja keras para perawat di klinik tersebut, membuat banyak ODGJ pulih.
‘Bekerja dengan kasih’ merupakan spirit pelayanan dari setiap perawat di panti rehabilitasi gangguan jiwa ini.
Mariana Suryani Jenia, salah satu perawat di Klinik Renceng Mose, mengatakan, pandangan umum bahwa ODGJ tidak bisa disembuhkan, sangat keliru.
Buktinya, kata dia, sudah ada ratusan ODGJ yang pulih setelah dirawat di Klinik Renceng Mose.
“Perhatian, kepedulian, kasih sayang menjadi dasar bagi kami untuk merawat mereka,” katanya.
“Perlu melakukan pendekatan terhadap mereka ini, tanyakan apa yang mereka butuh, dan dengarkan keluhan mereka. Karena dengan begitu mereka merasa nyaman, dikasihi dan diperhatikan,” imbuhnya.
Saat ini, ada 15 ODGJ yang sedang dirawat di Klinik Renceng Mose. Para ODGJ itu, kata Jenia, selalu menunjukkan solidaritas, seperti saling berbagi jika ada di antara mereka yang tidak mendapat makanan.
Sikap ODGJ yang demikian, lanjutnya, berbanding terbalik dengan stigma masyarakat, di mana penderita gangguan jiwa selalu diidentikkan dengan suka mengganggu, agresif, dan lainnya.
Yang terjadi di Panti Renceng Mose, kata Alumnus STIK Famika Makassar itu, para ODGJ justru terlihat ramah, sopan, tenang, bahkan bersikap hampir seperti manusia pada umumnya.
Jenia menyayangkan sikap masyarakat yang kerap menjadikan penderita gangguan jiwa sebagai obyek lelucon dan bahan olokan.
“Pendekatan dan kasih sayang merupakan solusi bagi ODGJ.
Allah adalah kasih. Mari kita saling mengasihi,” tutupnya.
Kontributor: Yaflin Lehot
