Ende, Ekorantt.com – Memandikan jenazah bukanlah hal baru bagi Ferdinandus Yoseph Wolo (26). Sudah empat tahun ia menekuni pekerjaan ini. Tak terhitung pula jenazah yang telah ia mandikan.
Di tengah pandemi seperti sekarang, Ferdinandus memiliki tugas tambahan yang tentu lebih menantang. Ia ditugaskan untuk memandikan jenazah pasien Covid-19.
Memandikan jenazah biasa dan jenazah pasien Covid-19 jelas berbeda. Kata Ferdinandus, dirinya harus mengikuti protokol kesehatan yang ketat saat memandikan jenazah Covid-19. Tapi hal itu memberi pengalaman hidup yang penuh arti baginya.
Diwawancarai Ekora NTT, Kamis (19/8/2021), Ferdinandus menuturkan bahwa ia harus mengenakan Alat Perlindungan Diri (APD) lengkap demi mengantisipasi penularan Covid-19. Sesuatu yang belum pernah ia alami sebelumnya, tapi mau bagaimana lagi.
“Awalnya saya rasa gerah. Apalagi bungkus semua badan. Tapi mau bagaimana, kita harus hati-hati,” kata Ferdinandus yang sehari-hari bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ende.
“Saya tahu ini berisiko tinggi. Apalagi kita ada keluarga,” sambungnya singkat.
Ferdinandus bilang, dirinya harus stand by 24 jam. Bila ada kasus kematian pasien Covid-19, ia sudah dalam keadaan siap siaga.
Sejak angka penularan covid-19 naik signifikan dan jumlah pasien yang meninggal meningkat, dirinya mengaku tetap menjalankan tugas sebagai pemandi jenazah dengan tegar. Tak ada keluhan walaupun berminggu-minggu tidak pulang ke rumah.
Di tengah kesibukan pekerjaannya itu, tidak sedikit sorotan, kritik, dan meme yang menyasar dirinya dan tenaga kesehatan lain.
“Ada yang bully di media sosial. Bikin sakit hati saja,” keluhnya.
“Sakit kakak kalau kami baca. Kami ini di lapangan hanya siap menjalankan perintah karena ini panggilan nurani kami. Ada yang bilang kami uang banyak dengan Covid ini,” tambahnya.
Sakit memang, tapi Ferdinandus tidak ambil pusing. Ia tetap fokus bekerja. Ini tugas kemanusiaan.
“Pasti ada jawaban yang Tuhan siapkan buat kami,” ujarnya yakin.
“Kalau orang di luar nilai kami banyak uang. Saya mau jujur kakak, sudah delapan bulan kami yang tenaga kesehatan yang urus Covid ini belum di bayar. Jadi kalau baca komentar-komentar di Medsos saya sakit hati. Saya mohon jangan bully kami,” ungkap Ferdinandus.
Ferdinandus meminta, semua pihak harus bersatu untuk menanggulangi covid-19.
“Tidak ada yang ingin covid ini terus ada. Termasuk kami tenaga kesehatan. Jadi intinya mari saling mendukung semua kebijakan dan ketaatan pada protokol kesehatan,” pungkasnya.