Jakarta, Ekorantt.com – Pemerintah Indonesia memiliki perhatian penuh atas arus dan pengembangan data lintas batas. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan hal itu sebagai antisipasi atas potensi aliran data yang berkontribusi besar bagi potensi kemajuan ekonomi digital Indonesia.
“Tidak diragukan lagi bahwa data digital sangat penting untuk keberlanjutan ekonomi masyarakat. Menyadari pertumbuhan ekonomi berbasis data yang sangat besar, Indonesia telah mengedepankan isu tata kelola transfer data di berbagai forum internasional, salah satunya adalah Forum G20,” paparnya dalam Peluncuran Digital Economy Report 2021 oleh United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), dari Jakarta, Rabu (29/09/2021).
Mengutip laporan GSMA tahun 2018, Menteri Johnny menyatakan pemanfaatan arus data dan proses digitalisasi telah meningkatkan produktivitas, dan berkontribusi secara signifikan terhadap PDB Indonesia sebesar USD 24,5 miliar untuk sektor penjualan ritel dan USD 34,5 miliar untuk sektor manufaktur.
“Sebuah studi dari AlphaBeta pada tahun 2019 juga memperkirakan bahwa pada tahun 2030, arus digital akan memungkinkan perdagangan digital Indonesia untuk mendapatkan sekitar lebih dari USD 160,8 miliar nilai ekonomi,” ungkapnya.
Menkominfo mengapresiasi laporan yang memiliki manfaat dalam memperkuat Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB. “Laporan ini akan bermanfaat bagi kita semua untuk memanfaatkan manfaat dari aliran data lintas batas dan memperkuat SDGs untuk memastikan tidak ada seorang pun yang tertinggal,” ungkapnya.
Menteri Johnny menyatakan Pemerintah Republik Indonesia telah menyaksikan dampak signifikan dari teknologi digital dalam mendorong potensi ekonomi digital di tanah air, terutama di masa pandemi Covid-19.
“Di tengah krisis pandemi, pada Agustus 2021 Bank Indonesia melaporkan bahwa nilai Transaksi digital Indonesia meningkat sebesar 43,6% dibandingkan nilai bulan Agustus 2020 senilai USD 1,73 miliar,” paparnya.