Maumere, Ekorantt.com – Dua petugas kesehatan hewan (keswan) asal Kabupaten Sikka, Hendrikus Teysen dan Hengky Fernando Reng menjadi pemenang Lomba Pejuang Rabies tingkat Nasional yang diselenggarakan Direktorat Kesehatan Hewan-Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI.
Hendrikus ialah petugas keswan di Kecamatan Mego, sedangkan Hengky bertugas di Kecamatan Mapitara Kabupaten Sikka.
Pemenang lomba diumumkan pada saat Hari Rabies Sedunia tingkat nasional melalui webinar Selasa, 28 September 2021.
Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Sikka Moang Gobang mengaku bangga atas raihan yang diperoleh dua petugas kesehatan hewan dari Kabupaten Sikka.
“Kebanggaan bukan hanya milik mereka berdua tetapi kita semua turut bangga karena mereka mewakili sesama Vaksinator lainnya sebagai garda terdepan dalam menanggulangi rabies di Sikka boleh mendapat apresiasi secara nasional,” kata Gobang kepada Ekora NTT pada Rabu, (29/9/2021).
Dikatakan, semangat yang dimiliki oleh kedua pemenang lomba ini hendaknya memacu vaksinator untuk memaksimalkan potensi yang ada. Walau dengan keterbatasan tidak menyurutkan semangat mereka untuk berkarya.
“Terimakasih untuk teman-teman yang selalu bersinergi untuk saling mendukung, para dokter hewan yang tidak pernah lelah membimbing paramedik veteriner di lapangan. Proficiat buat Pak Hengky dan Pak Eric,” ucap Gobang.
Hendrikus Teysen mengakui bahwa bertugas di medan yang sulit menjadi tantangan tersendiri. Setiap kali betugas ia harus melewati bukit, lembah dan sungai.
Dia menyatakan ketika melakukan vaksinasi terutama vaksinasi rabies secara massal, door to door, dari kecamatan ke kecamatan dalam tim dengan kendaraan roda dua milik sendiri.
“Target kami 100% anjing harus divaksin setiap tahunnya,”ucap Teysen.
Walau sudah 23 tahun bersahabat dengan rabies, jebolan Jurusan Peternakan Universitas Tribuana Tunggadewi Malang mengatakan masih ada warga yang belum peduli akan bahaya rabies.
Bahkan ada masyarakat yang masih bersikap acuh tak acuh dengan petugas. Ada yang menyembunyikan anjingnya dengan berbagai alasan untuk menolak vaksinasi rabies.
“Petugas harus lebih lama bersama mereka untuk mengedukasi. Sementara tantangan di lapangan masih ada warga yang menolak petugas. Kerja keras kami butuh dukungan semua pihak. Bersama kita bisa,” tandasnya.
Sementara Hengky Fernando Reng dari Kecamatan Mapitara mengaku bertugas di medan yang menantang pula. Alumni SMK Tawa Tana mengungkapkan sebagai petugas kesehatan hewan ketersediaan vaksin harus selalu optimal untuk mendukung kerja mulia kami di lapangan.
Hengky minta PPL bisa menggunakan motor pendaki gunung agar bisa melakukan vaksinasi yang optimal sehingga rabies bisa hilang dari Nian Tanah Sikka.
“Rata-rata petugas lapangan tidak punya motor lapangan hanya mengandalkan motor pribadi yang tidak mampu untuk mendaki gunung,” tutur Hengky.
Yuven Fernandez