“Kejahatan Seksual pada Anak Paling Banyak dari Orang Terdekat”

Ende, Ekorantt.com – Kasus kekerasan seksual yang terjadi pada anak di bawah umur saat ini sudah sangat memprihatinkan. Anak sangat rentan terhadap pelecehan seksual karena anak diposisikan sebagai sosok yang lemah dan tidak berdaya.

Berangkat dari pemikiran tersebut, dua pemuda asal Kabupaten Ende, Andini Fransisika Dhapa dan Yunita Victoria Natal getol melakukan edukasi seksual bagi anak.

Seperti yang terjadi di KUB Santa Theresia, Kuasi Paroki Boanawa Ende pada Minggu (10/10/21). Dalam pelatihan bertajuk ‘Aku Anak Mandiri, Aku Mampu Menjaga Diri’ ini, dua psikolog muda tersebut memberikan pendidikan seksual sebagai upaya preventif pelecehan seksual pada anak.

Andini mengatakan, pihaknya peduli dan prihatin dengan persoalan pelecehan seksual usia dini yang marak terjadi beberapa waktu belakangan.

“Iya kegiatan ini kita lakukan sebagai upaya preventif terhadap pelecehan seksual. Mengapa anak usia dini kita pilih, karena sangat penting diberikan pada anak sedini mungkin. Seperti yang kita lihat sekarang, kejahatan seksual yang terjadi pada anak usia dini paling banyak bersumber dari orang-orang terdekat anak,” jelas mantan sekretaris Ipelmen Kupang ini.

Lebih lanjut Andini mengungkapkan bahwa psikoedukasi dapat membuka pemahaman anak tentang tindakan preventif apa saja yang dilakukan ketika akan dilecehkan.

“Kegiatan ini kita lakukan agar membuka pikiran anak jika nanti dihadapkan dengan situasi tersebut anak sudah tahu apa yang mesti di lakukan,” ungkapnya.

Sementara itu, Yunita mengungkapkan bahwa maraknya kasus kekerasan seksual pada anak menjadi perhatian semua pihak. Lebih memprihatinkan lagi, pelecehan seksual ini justru dilakukan orang-orang terdekatnya.

“Ini merupakan pekerjaan kita bersama. Edukasi seksual yang kurang akan membuat anak sulit untuk melawan perlakuan tersebut. Terlebih lagi sebagian orang tua yang menganggap edukasi seksual tersebut adalah hal yang tabu,” jelas Yunita.

“Orang tua merasa kurang nyaman saat membicarakan seks dengan anak. Orang tua tidak mengetahui cara memberikan edukasi seksual yang tepat dan pada usia berapa seharusnya anak mendapatkan edukasi seks tersebut,” sambungnya.

Yunita berharap, pemahaman anak terbuka tentang bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh atau dilihat oleh orang lain agar mereka bisa membentengi diri dari kekerasan dan pelecehan seksual.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA