Ende, Ekorantt.com – Bupati Ngada Andreas Paru merasa terharu setelah menyaksikan tarian penyambutan budaya Ngada ‘Sa Ngaza’ ditampilkan saat acara wisuda Universitas Flores pada Kamis, [25/11/2021].
Tarian itu mengiringi tetamu undangan dan para Civitas Akademika Universitas Flores memasuki Audotorium Ghadi Djou-Ende. Para panitia dan pimpinan rektoratpun saat itu pula menggunakan pakaian adat Ngada berupa Sapu, Lue, Boku, Marangia, Sau serta Sa Ngaza dan Go Laba
Tidak hanya tarian dan penampilan penari yang serba khas Bajawa, seluruh interior ruangan bahkan didesain dengan corak pakian adat Ngada.
Balutan nuansa budaya Kabupaten Ngada dalam gelaran wisuda Universitas Flores benar-benar membuat Bupati Andreas yang hadir sebagai tamu kehormatan merasa bangga dan terharu.
Ia menyatakan pemerintah dan masyarakat Kabupaten Ngada sangat berbangga dan memberikan apresiasi yang tinggi, karena pelaksanaan Wisuda Sarjana Universitas Flores Semester Genap Tahun Ajaran 2020/2021 Periode Oktober 2021 menampilkan atribut kebudayaan Ngada.
Penampilan itu seiring dengan tema yang diusung yakni ‘Universitas Flores Membangun Generasi Unggul dan Berbudaya’.
Tema wisuda ini sungguh selaras dan mencerminkan hakekat utama dari keberadaan Universitas Flores sebagai sebuah Lembaga Pendidikan Tinggi yang menyelenggarakan Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat sebagai pelaksanaan dari Tridharma Perguruan Tinggi.
“Saya merasa bangga dan atas atas nama masyarakat Ngada secara umumnya menyampaikan terima kasih kepada Universitas Flores atas promosi budaya Ngada pada acara wisuda kali ini,” ucap Bupati Andreas saat diwawancarai media usai acara itu.
Kepada media, Bupati Andreas berjanji akan membangun kerjasama penelitian dalam bidang pertanian dan peternakan pada tahun 2022 mendatang.
Dikatakannya, Pemerintah Kabupaten Ngada berkomitmen membangun masyarakat Ngada yang unggul, mandiri dan berbudaya sebagaimana rumusan visi pembangunan Kabupaten Ngada 2021 – 2026 yakni terwujudnya masyarakat ngada yang unggul, mandiri dan berbudaya berbasis pertanian dan pariwisata berwawasan lingkungan.
Pertanian dan pariwisata adalah sumber kemandirian dan budaya sebagai anugerah terindah dan menjadi sumber daya potensial yang dimiliki masyarakat Ngada yang namakan Tante Nela Paris.
Tante Nela Paris sebagai akronim dari tani, ternak, nelayan dan pariwisata untuk memenuhi; Tuka (perut), Tuku (tabungan), dan Teka (jual atau diinvestasi).
Tuka menggambarkan sektor primer dan adanya ketahanan pangan, Tuku menggambarkan sektor sekunder dan adanya kemandirian pangan, dan Teka menggambarkan sektor tersier dan adanya kedaulatan pangan. Tuka, Tuku dan Teka adalah konsep agrobinsis yakni; tanam, olah dan jual.
Untuk memenuhi target pencapaian visi misinya, Bupati Andreas mengatakan kerj sama antara Pemerintah Kabupaten Ngada dan Lembaga Penelitian Uniflor sangat diperlukan untuk akselerasi pembangunan.
“Kemarin saya kerjasama dengan UGM, tahun depan kita berkomitmen untuk jalin kerjasama di bidang pertanian dan peternakan. Jadi saya butuh itu. Dimana saya harus kembangkan ternak, dimana harus tanam apa, itu kerja penelitian,” janji Bupati Andreas.