Mbay, Ekorantt.com – Warga Dusun Malasera, Desa Nataute, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo-NTT mengikuti acara Launching Base Transceiver Station (BTS) atau stasiun pemancar jaringan telekomunikasi di wilayah itu oleh BAKTI Kemkominfo RI.
Acara itu bebarengan dengan rangkaian acara HUT ke-63 Provinsi NTT yang digelar secara virtual pada pada Senin, (20/12/2021).
Bupati Nagekeo, Johannes Don Bosco Don bersama jajaran dari Dinas Kominfo Nagekeo beserta beberapa OPD, Camat Nangaroro serta sejumlah stakeholder dan pihak BAKTI Kemkominfo turut mengikuti rangkaian acara HUT NTT dan launching BST di wilayah Desa Nataute.
Desa Nataute merupakan salah satu dari 16 desa di 16 kabupaten se-NTT yang mendapatkan jaringan telekomunikasi BST. Jaringan itu dipasang di Dusun Malasera, salah satu wilayah terpencil di Nagekeo.
Dusun Malasera berada di wilayah timur Nagekeo yang berbatasan langsung dengan wilayah Desa Tenda Ondo, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende.
Salah seorang tokoh masyarakat Malasera mengucapkan terima kasih kepada Presiden, Menteri Kominfo RI, Gubernur NTT serta Bupati Nagekeo yang telah membantu masyarakat setempat dalam hal jaringan komunikasi internet.
“Permohonan kami tambah dua lagi yang belum kami dapat yaitu listrik dan jalan saja. Yang dari dulu kami belum merdeka tentang informasi tetapi sekarang kami sudah merdeka, terima kasih,” ujar salah seorang tokoh masyarakat saat diwawancarai Radio Suara Nagekeo (RSN) saat acara launching BST.
Kepala Desa Nataute Timotius Nenga mengatakan kehadiran jaringan internet di Malasera tak terlepas dari upaya Pemerintah Nagekeo untuk meningkatkan ekonomi masyarakat melalui jaringan komunikasi.
Sebelumnya, kata Timotius, wilayah Nataute kesulitan jaringan internet, termasuk aksesbilitas lainnya seperti infrastruktur jalan maupun listrik untuk menunjang kesejahteraan masyarakat di wilayah pelosok.
“Hari ini terjawablah sudah Nataute merdeka pada segi komunikasi. Sehingga atas nama masyarakat Nataute dan Dusun Malasera khususnya kami menyampaikan terima kasih,” ujar Kades Timotius.
Untuk diketahui, pemerintah belum membuka akses alternatif menuju Malasera. Warga setempat masih menggunakan jalur jalan milik Pemerintah Kabupaten Ende yakni Nangamboa ke Desa Tenda Ondo.
Mengenai akses jalan ke Malasera, Bupati Nagekeo, Johannes Don Bosco Do berkata, Pemda Nagekeo akan bekerjasama dengan Pemda Ende untuk meningkatkan akses jalan ke Malasera.
“Nanti join (dengan Pemkab Ende) toh, kita join yang ada daripada bangun yang baru. MoU dengan Pemda Ende, berapa duit dari sana, berapa duit dari kita,” kata Bupati Don.
“Sekarang ini kita punya kepala desa dengan semen beberapa sak memperbaiki beberapa tempat yang buruk,” sambung dia.
Sementara mengenai listrik, Bupati Don bilang, jaringan untuk wilayah Malasera akan tersambung dari Kekareki sekitar dua kilometer.
Ia berkomiten, pemerintah akan terus berupaya memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Paling penting ialah, dukungan masyarakat terutama pembebasan lahan agar dalam proses pembangunannya nanti tidak bermasalah.
56 Titik Blank Spot
Don Bosco menyebutkan masih terdapat 56 blank spot yang belum tersentuh sinyal komunikasi. Delapan (8) diantaranya adalah daerah tujuan wisata.
“Seperti Kampung Kawa itu belum tersentuh BST. Padahal Kawa ini merupakan satu-satunya tempat tujuan wisata di Nagekeo berdasarkan penilaian BPOLBF yang bisa cepat terjual,” kata Don Bosco.
Ia menambahkan, Kabupaten Nagekeo saat ini tidak termasuk dalam penilaian status daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal). Sebab itu, tahun 2021, wilayah ini hanya mendapatkan jatah satu program pembangunan pemancar jaringan komunikasi.
Meski begitu, Bupati Don juga menaruh perhatian pemerintah pusat terhadap pemenuhan jaringan internet sesuai yang diusulkan Pemda Nagekeo.
“Padahal masih banyak sekali wilayah blank spot kita. Sekitar 48 titik itu untuk kepentingan masyarakat misalnya bidang pendidikan, ekonomi masyarakat di wilayah desa pelosok. Agar semua wilayah terkonfirmasi jaringan,” kata Bupati Don.
Ian Bala