Ruteng, Ekorantt.com – Seorang lelaki dewasa tampak sedang sibuk membersihkan beberapa kolam ikan di lokasi persawahan di Kelurahan Wali, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai pada Minggu (2/1/2022).
Cuaca Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai yang cerah berawan saat itu memudahkan mata untuk melihat ikan-ikan yang sedang berenang di beberapa kolam yang terlihat jernih.
Ada lima kolam dengan ukuran yang berbeda-beda. Kolam yang berukuran paling kecil dijadikan untuk tempat pembibitan. Sementara beberapa kolam lain untuk pembesaran ikan.
Pemandangan persawahan di sekitar kolam menambah deretan keindahan di lokasi tersebut. Ini merupakan salah satu spot wisata dengan tawaran view persawahan di Ruteng.
Di sudut salah satu kolam tampak berdiri sebuah pondok berkonstruksi bambu, dengan atap seng. Dari situ, tampak ikan-ikan berebutan makanan yang ditabur oleh Wensislaus Rudi dari pinggir kolam.
Rudi, begitu dirinya disapa, mulai merintis usaha budidaya ikan air tawar itu sejak 2012.
“Awalnya karena hobi,” katanya sembari menambahkan budi daya ikan air tawar bisa mendatang keutungan apabila dikerjakan dengan tekun.
Rudi bilang, budi daya ikan air tawar memiliki peluang yang bagus mengingat masih sedikit orang yang berkecimpung di usaha yang satu ini.
Ia mulai dengan membudidayakan ikan karpel. Seiring waktu, jenis ikan yang ia budidaya, bertambah. Ada nila, mas, koi, dan jenis komet khusus untuk aquarium.
Kini, Rudi mulai menata tempat tersebut menjadi spot wisata yang bisa menjadi tempat bagi orang untuk melepas penat dengan memacing ikan.
“Di sini paling asyik kalau lihat sunset. Pengunjung juga bisa refreshing sambil memancing ikan,” ujarnya.
Usaha Rudi pun mulai dikenal. Untuk jasa pariwisata, ia belum memungut biaya.
Jika pengunjung mau membeli ikan, cukup siapkan uang sesuai jenis ikan yang dipilih.
Ikan nila, karpel, dan mas dihargai Rp100 ribu per kilogram.
Kemudian, jenis koi, dibandrol dengan harga ratusan hingga jutaan rupiah per ekor, tergantung motif warnanya.
Lalu, ikan hias komet untuk aquarium, kisaran harga sekitar puluhan ribu per ekor.
“Harga ikannya sesuai kualitas,” kata pria kelahiran 1987 ini.
“Apalagi jenis koi, selalu jata order ke kabupaten tetangga, dari Manggarai Barat, Manggarai Timur, Ngada, dan Nagekeo,” sebut Rudi.
Dari budi daya ikan air tawar Rudi bisa meraup omzet hingga jutaan rupiah. Lumayan untuk menafkai keluarga kecilnya.
Meski begitu, budi daya ikan air tawar punya tantangan tersendiri. Selain butuh kualitas lingkungan yang baik, Rudi berhadapan dengan masalah harga pakan ikan yang melambung tinggi.
Ditambah lagi dengan belum adanya pasar yang pasti untuk penjuangan akibat “produk turunan alias kuliner ikan air tawar masih langka di Flores.”
Rudi tak putus asa atau mengeluh. Bahkan alumni Unika Widya Mandira Kupang ini, kini fokus mendampingi kelompok-kelompok tani yang anggotanya adalah orang-orang muda di Kelurahan Wali.
Ketua Forum Relawan PMI Manggarai ini berpesan agar orang muda di Manggarai tidak menjadi penonton di daerahnya sendiri.
“Mari memulai. Budidaya ikan itu investasi yang menjanjikan. Dan jangan malu beternak. Siapa lagi kalau bukan kita,” pungkasnya
Adeputra Moses