Kolaborasi Hadapi Perubahan Iklim

Kupang, Ekorantt.com – Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (Hivos) menggelar acara dimulainya implementasi Program Voices for Just Climate Action (VCA) atau Suara untuk Aksi Perubahan Iklim di Kantor Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah NTT (Bappelitbangda) pada Selasa (18/1/2022).

Arti Indallah Tjakranegara dari Yayasan Hivos mengemukakan, program VCA fokus pada kegiatan yang mendorong peningkatan kapasitas dan pembelajaran agar masyarakat sipil dan kelompok marginal, terutama yang paling terdampak pada perubahan iklim, dapat memiliki ruang sipil yang inklusif.

Melalui program ini, masyarakat sipil juga dapat berperan sebagai inovator, fasilitator, advokator, dan mitra strategis para pemangku kepentingan  agar bersama-sama merealisasikan transisi iklim yang berkeadilan.

Menurut Tjakranegara, program VCA dilaksanakan di tujuh negara, salah satunya Indonesia, baik di level nasional maupun daerah.

“Untuk provinsi NTT, Yayasan Hivos bekerja sama dengan empat mitra koalisi, antara lain Koalisi PANGAN BAIK, Koalisi SIPIL, Koalisi KOPI dan Koalisi ADAPTASI,” ujar Tjakranegara.

Kolaborasi

Sementara itu Kepala Bappelitbangda NTT, Kosmas D. Lana menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi NTT  saat ini sudah mempunyai target mengenai adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Harapannya, kegiatan-kegiatan yang dilakukan setiap koalisi dalam program VCA ini dapat dikolaborasikan untuk juga bisa mencapai target RPJMD NTT.

“Harapannya semoga kegiatan-kegiatan yang dilakukan teman-teman di program VCA bisa saling berkolaborasi agar bisa mencapai target RPJMD NTT,” ujar Kosmas.

Merespon pernyataan dari Kadis Kosmas, Ridwan Arif, perwakilan Koalisi SIPIL dari Koaksi Indonesia, menyampaikan bahwa kerja sama Yayasan Hivos dan empat koalisi tersebut penting sekali untuk menggali dan mengamplifikasi aksi-aksi perubahan iklim berbasis lokal dengan kolaborasi multipihak.

“Kita dukung aksi-aksi yang dapat mendorong pengayaan kebijakan iklim yang sudah ada dan perencanaan pembangunan rendah emisi daerah serta adaptif dari dampak perubahan iklim,” tutur Ridwan.

Suara Anak Muda

Selanjutnya, Cristian Natalie dari perwakilan Koalisi Kopi menjelaskan bahwa suara anak muda menjadi bagian penting untuk cerita positif perubahan iklim.

“Suara anak muda kini tengah menjadi bagian yang sangat penting karena anak muda adalah agent of change,” Cristian.

Sudah saatnya, kata Cristian, cerita positif soal inisiatif pergerakan anak muda di NTT untuk perubahan iklim dikonsumsi oleh rekan-rekannya di regional lain melalui peningkatan kapasitas kampanye dan akses pada corong media kampanye yang strategis.

Perubahan Cara Pandang

Puji Sumedi, perwakilan Koalisi PANGAN BAIK dari Yayasan KEHATI, menegaskan perubahan cara pandang dan kesadaran bahwa perubahan iklim sangat terkait dengan ketahanan pangan sangat perlu didorong.

“Sistem pangan yang berkelanjutan dan adil untuk semua kelompok masyarakat dapat dibangun melalui pelestarian dan revitalisasi sistem pangan lokal yang memiliki nilai budaya dan daya tahan yang tinggi terhadap dampak perubahan iklim,” jelas Puji.

Sardi Winata, perwakilan Koalisi ADAPTASI dari Penabulu pun mengemukakan pembelajaran yang didapatkan dari masyarakat sipil terkait keadilan iklim, upaya mitigasi wajiblah didokumentasikan pada platform yang mudah diakses.

“Yang tidak dapat dilupakan adalah bahwa pembelajaran yang didapatkan dari masyarakat sipil terkait keadilan iklim, upaya mitigasi, dan strategi adaptasi yang telah dilakukan perlu diperkuat dengan adanya platform yang mudah diakses dan andal,” jelas Sardi.

Dokumentasi yang terkompilasi, jelas Sardi, akan menjadi referensi bagi berbagai organisasi untuk melakukan advokasi dan menjadi rekomendasi bagi pemerintah Indonesia sehingga terjadi dialog kebijakan sinergis.

Posisi Signifikan Orang Muda

Magdalena Oa Eda Tukan dari SimpaSio Institute Larantuka Kabupaten Flores Timur menjelaskan bahwa sebagai kelompok muda yang menjadi bagian dari  2,1 juta orang muda lainnya di NTT, pihaknya memiliki posisi signifikan dalam membuat perubahan.

Dia menjelaskan bahwa SimpaSio Institute adalah lembaga arsip dan kajian sosial budaya Flores Timur yang menghadirkan ruang kreasi orang muda lokal melalui sejumlah kegiatan, seperti kelas peningkatan kapasitas, kegiatan literasi, lokakarya, festival, sampai literasi sains dan budaya.

“Masih banyak lagi kelompok muda lain yang inspiratif dan kreatif di setiap daerah NTT. Mereka semua perlu diajak untuk melakukan aksi iklim sesuai isu kelompoknya,” kata Eda Tukan.

Oleh karena itu, jelas Eda Tukan, yang dikerjakan Koalisi KOPI dalam program VCA menjadi sangat penting karena meningkatkan keterlibatan komunitas lokal, menguatkan mereka, dan mengamplifikasinya agar dapat mengurangi dampak buruk perubahan iklim di rumah kita bersama.

Sementara Ino dari Komunitas LG Ruteng, Kabupaten Manggarai mengatakan perubahan iklim tidak hanya berdampak pada petani, masyarakat desa, perempuan, maupun anak muda, tetapi juga kawan-kawan disabilitas.

“Kami membutuhkan akses air bersih dan sanitasi yang memadai dan baik. Adanya perubahan iklim membuat kami lebih sulit lagi mendapatkan akses ini,” pungkasnya.

Untuk diketahui, Program VCA atau Suara untuk Aksi Perubahan Iklim Berkeadilan percaya bahwa masyarakat sipil dan berbagai kelompok marjinal harus secara inklusif menjadi bagian utama dalam transisi iklim yang berkeadilan.

Caranya adalah aktif berperan dalam menentukan prioritas iklim yang menyinergikan antara kebutuhan pembangunan dan pengakuan hak.

Program ini meyakini semua pemangku kepentingan memiliki wawasan unik untuk berkontribusi dan memberi rekomendasi tentang bagaimana kita bersama-sama dapat mendorong transisi iklim yang berkeadilan secara inovatif dan sesuai dengan potensi kekuatan daerahnya masing-masing.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA