Maumere, Ekorantt.com – Seminari Tinggi St. Kamilus Nita-Maumere telah membangun 52 rumah bebas pasung di wilayah itu sejak tahun 2016. Pembangunan itu sebagai bentuk keprihatinan seminari terhadap orang dengan gangguan jiwa (OdGJ).
Rektor Seminari Tinggi St. Kamilus Pastor Cyrelus Suparman Andi menilai sifat dasar OdGJ jika dipasung maka akan semakin gila karena terkenan. Pasung bukanlah zaman sebab, bagi dia, tidak tega melihat kondisi OdGJ yang memprihatinkan dan perlakuan tidak manusiawi.
Oleh karenanya, pihaknya berinisiatif untuk membangun rumah bebas pasung bagi OdGJ. Ia menyebutkan, ke-52 rumah bebas pasung tersebar di Alok, Alok Timur, Nita, Riit, Nataweru, Magepanda, Nelle, Lela, Nanga, Kewapante, Kewagunung, Bola, Kloangpopot dan Watubala.
Kamilian asal Cibal-Manggarai ini menyatakan, rumah yang dibangun seluas 3×4 meter dilengkapi tempat tidur dan peralatannya. Selain itu toilet jongkok, berlantai keramik warna putih.
Dinding rumah, jelas Pastor Andi, menggunakan pelupuh dan di tengahnya ada las beton.
“Rumah dirancang sedemikian rupa sehingga pasien tidak merasa dia tinggal di rumah yang terkunci sehingga dapat mengurangi tekanan emosionalnya dan juga memiliki rumah yang layak seperti orang normal,” jelas Pastor Andi kepada Ekorantt.com, Selasa (25/01/2022).
Untuk memantau keadaan pasien, pihaknya membangun partner dengan keluarga untuk mengawasi OdGJ dan puskesmas setempat untuk pemberian obat gratis.
Menurutnya, keluarga memiliki tanggungjawab akan perkembangan pasien. OdGJ mudah sembuh kalau diperhatikan dengan baik, makan teratur dan selalu menjaga kebersihannya.
”(Seminari) Camilian lakukan ketika berkunjung ke rumah pasien selalu ajak mereka berbicara dan bercanda bahkan foto selfie. Hal ini dimaksud agar pemulihan pasien semakin cepat,” tuturnya.
Seminari St. Kamilus yang memiliki spiritualitas kesehatan, menangani dan memberi perhatian secara tulus terhadap OdGJ tidak berhenti hanya pada pembangunan rumah bebas pasung tetapi menyiapkan lapangan kerja bagi pasien yang telah sembuh.
Dikatakan Pastor Andi, seperti halnya terjadi pada pasien yang telah sembuh di Nita. Pihak dari Camilian tanya kepada OdGJ yang telah sembuh, mau usaha apa?
“Dia menjawab pelihara ayam. Kebetulan kami memiliki tukang maka dibangun kandang ayam. Biara akan membeli ayam tersebut dan uang yang diterima dipakai untuk membeli lagi ayam untuk pelihara,” ungkap Andi.
Selain pembangunan rumah bebas pasung, Camilian juga membedah rumah orang miskin. “Sudah kita bedah rumah orang miskin sebanyak 5 buah di Kecamatan Nita, Magepanda dan Lela,” sebut pastor Andi.
Kabid Rehabilitasi Dinas Sosial Kabupaten Sikka Dwi Engeline Esther Santoso (54) kepada Ekorantt.com mengatakan jumlah OdGJ di Sikka terdata sebanyak 587 orang dengan rincian 332 laki-laki dan perempuan sebanyak 255 orang.
“Pihak Dinsos beberapa waktu lalu mengajukan proposal untuk bangun rumah perlindungan OdGJ tapi terkendala dana,” kata Esther.
Yuven Fernandez