Sukses Aparat Desa di Sikka, Berdayakan Petani Hortikultura dengan KUR Obor Mas

Maumere, Ekorantt.com – Yanverius Lelang, atau yang akrab disapa Yan merupakan Kepala Urusan (Kaur) Perencanaan di Desa Kolidetung, Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka. Dua tahun terakhir, ia mengembangkan kebun hortikultura bersama para petani di desanya.

Berawal dari pandemi Covid-19 yang melanda sejak awal tahun 2020, Yan terdorong untuk membuka lahan untuk diolah menjadi kebun hortikultura.

Bukan tanpa pertimbangan Yan membuka usaha hortikultura. Salah satu sektor usaha yang bertahan di tengah pandemi adalah pertanian, di samping sektor kesehatan, bisnis online, dan kuliner.

Dia kemudian mengajak mama-mama di kampung untuk membentuk kelompok dan memulai usaha hortikultura. Anggota kelompok berjumlah 11 orang, yang terdiri dari tujuh perempuan dan empat laki-laki

“Saya awal mengajak ibu-ibu karena pertimbangan saya bahwa lebih baik mereka sibuk kerja di kebun ketimbang mereka habiskan waktu untuk ngerumpi. Setidaknya bisa membantu suami untuk menghidupi keluarga,” tutur Yan saat ditemui di kebunnya pada Selasa, 25 Januari 2022  lalu.

Mereka pun mengolah lahan 1,5 hektare. Kini lahan tersebut telah ditanami tomat, pare, dan kacang buncis. Selama kurun waktu dua minggu terakhir mereka telah memanen tomat sebanyak tiga kali.

“Kami selama dua minggu ini telah panen (tomat) sebanyak 3 ton lebih. Panen pertama sebanyak 210 kilogram, panen kedua 1.430 kilogram dan panen ketiga 2.300 kilogram,” tutur Yan.

“Kami optimis bahwa kami masih akan panen lagi sembilan kali walau kebanyakan orang biasanya hanya panen enam kali,” sambungnya.

Mereka senang karena mendapatkan harga jual yang lumayan bagus yakni berkisar antara Rp10.000 hingga Rp12.000 per kilogram.

Yan bersyukur karena mereka tidak berjalan sendirian tetapi dibantu oleh beberapa stakeholder seperti PPL Pertanian Desa Kolidetung selaku pendamping teknis pertanian, Yayasan Bina Tani Sejahtera (YBTS) sebagai pendamping teknis budidaya hortikultura juga membantu menyiapkan benih, fungisida, dan insectisida. Sedangkan BUMDes Bersama Bangkit Mandiri Kecamatan Nita membantu menyiapkan saprodi dan juga pemasaran.

Istimewa

Pembagian Keuntungan

Dalam membagi keuntungan, ada mekanisme yang diterapkan. Yan mendapatkan jatah 25 persen dari hasil penjualan karena dia sendiri yang empunya modal. Sisanya, 75 persen dibagi sama rata untuk semua anggota kelompok.

“Lahan ini milik saya, namun dalam pembagian hasil saya tidak potong untuk porsi lahan atau dengan kata lain lahan ini saya kasi gratis untuk kelompok,” bebernya.

“Saya juga kebagian lagi karena saya juga ikut kerja,” sambung Yan sambil tertawa lepas.

Sekilas, sosok Yan terlihat seram dengan brewok lebat. Tapi itu hanya penampakan luar. Yan hadir sebagai sosok yang mampu mengayomi dan memberdayakan para petani setempat.

Yan yang biasa dikenal sebagai seorang pegawai kantor desa dengan jabatan sebagai Kepala Urusan (Kaur) Perencanaan Desa Kolidetung menjelma menjadi seorang petani hortikultura yang profesional. Ilmu yang dipelajari selama dua tahun, dia tularkan kepada anggota kelompoknya dan kini mereka menikmati hasil.

Dana KUR Obor Mas

Yan mendapatkan sokongan modal dari KSP Kopdit Obor Mas melalui produk Kredit Usaha Rakyat (KUR). Berkat dana KUR, dia bisa membiayai usaha hortikulturanya itu.

“Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Obor Mas di mana koperasi ini hadir membantu kami dengan mengucurkan modal usaha melalui pinjaman KUR,” kata Yan bangga.

Yan tak menemui kendala saat proses pengajuan hingga pencairan kredit. Pelayanan sangat cepat. Staf  lapangan Obor Mas bahkan ikut membantu dalam melengkapi urusan adminitrasi.

“Ini sangat luar biasa bagi saya karena saya belum menemukan di koperasi mana pun,” cerita Yan.

Semua anggota kelompok bersama keluarga pun diajak untuk bergabung menjadi anggota KSP Kopdit Obor Mas.

“Saya juga mengajak semuanya (anggota kelompok – red) untuk segera bergabung di Obor Mas. Jadi tidak hanya mereka ini tetapi juga anggota keluarganya di rumah,” ajak Yan.

Kelompok ini juga mendapatkan bantuan dari Pemkab Sikka berupa teknologi pertanian irigasi tetes yang dikembangkan oleh salah satu anggota KSP Kopdit Obor Mas yakni Yance Maring.

“Dengan bantuan ini akan sangat membantu kelompok kami guna menghemat tenaga untuk penyiraman karena dengan sistem ini semua bisa digerakkan melalui handphone,” terang Yan.

General Manajer KSP Kopdit Obor Mas, Leonardus Frediyanto Moat Lering

Silakan Akses KUR

General Manajer KSP Kopdit Obor Mas, Leonardus Frediyanto Moat Lering mengajak para anggota lain untuk mengakses dana KUR mengingat tahun ini Obor Mas mendapatkan kepercayaan untuk menyalurkan KUR Rp150 miliar.

Bahkan, akan ada penambahan Rp350 miliar bila dana Rp150 miliar tersalurkan hingga pertengahan tahun 2022.

“Alokasi reguler setiap tahun Rp 150 miliar. Tapi kalau sampai bulan Juni, kami bisa salurkan Rp150 miliar ditambah lagi Rp350 miliar menjadi Rp500 miliar,” kata Frediyanto beberapa waktu lalu.

Menurutnya, KUR memberikan peluang bagi anggota untuk membukan usaha produktif. Harapannya, anggka kemiskinan menyusut dan pengangguran berkurang.

Keunggulan dana KUR terletak pada bunga yang kecil dan hal itu sangat membantu anggota.

Frediyanto menjelaskan, dalam skema KUR, pemerintah memberikan susbsidi bunga mulai dari 5,5 persen hingga 12 persen per tahun, tergantung jenis KUR apa yang diakses.

Ada tiga jenis KUR. Pertama, KUR Super Mikro dengan pagu dana Rp500 ribu hingga Rp10 juta. Kedua, KUR Mikro dengan pagu dana lebih dari Rp10 juta hingga Rp100 juta. Ketiga, KUR Kecil, di atas Rp100 juta hingga Rp500 juta.

Untuk diketahui, satu orang warga negara Indonesia mendapatkan kuota KUR sebesar Rp500 juta. Artinya jatah akses KUR untuk satu orang sebesar Rp500 juta. Jadi selama dia pinjam dan bila kuotanya sudah mencapai Rp500 juta, maka tidak bisa mengakses dana KUR lagi.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA