Mbay, Ekorantt.com – Sekitar 600 anakan bambu ditanam di daerah aliran sungai (DAS) Aesesa di Kelurahan Mbay 1, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo pada Kamis (03/02/2022).
Gerakan penghijauan ini diinisiasi oleh Pemerintah Kelurahan Mbay 1 kerjasama dengan UPT KPH Nagekeo yang melibatkan sekitar 200 warga setempat. Mereka menanam sepanjang 1 kilometer dari wilayah Alorongga hingga ke arah Kantor Lurah Mbay 1.
Lurah Mbay 1, Rikar Lamanepa, menuturkan kegiatan tersebut untuk menekan dampak perubahan iklim atau gangguan ekologi. Sehingga lahan-lahan terdegradasi di sepanjang DAS Aesesa dapat dipulihkan. Selain itu, juga dapat tercipta lingkungan Mbay 1 yang hijau, aman dan lestari.
“Yah, bambu ini adalah tanaman yang cocok untuk mengendalikan potensi-potensi erosi di sepanjang aliran sungai. Fokus kami di sisi kiri dan kanan yang cukup berpotensi terjadi erosi,” tutur Rikar.
Ia menerangkan anakan bambu itu diperoleh UPT KPH Nagekeo dari Yayasan Bambu Lestari (YBL) yang konsen dalam pembibitan bambu. Untuk itu, Rikar menyampaikan terima kasih kepada seluruh komponen yang turut berpartisipasi menyelamatkan lingkungan di DAS Aesesa.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Nagekeo Remigius Jago mengatakan dalam upaya kerjasama bidang lingkungan hidup tak terlepas dari peran tiga yayasan di Nagekeo ialah YBL, Yayasan Pugefigo, dan YMTM.
Ketiga yayasan ini, sebut dia, juga turut bekerja sama dalam rangka konservasi lingkungan untuk meredam suhu akibat berubahan iklim. Ia berharap kedepannya ketiga yayasan ini turut serta membantu pemerintah dalam upaya menekan risiko-risiko akibat dampak lingkungan yang dapat merugikan masyarakat Nagekeo.
“Untuk saat ini ada tiga yayasan yang sudah berkontribusi dalam konservasi di Nagekeo; YBL untuk anakan bambu, Yayasan Pugefigo anakan beringin dan Yayasan Mitra Tani Mandiri (YMTM) memberi kesejahteraan petani. Mereka sudah berkontribusi dalam kegiatan pro-iklim di Kabupaten Nagekeo,” ujar Kadis Remigius.
Sementara Juruslan Rangga Ndimba, Koordinator YBL Nagekeo menyatakan bahwa bambu merupakan tanaman yang cocok untuk mengendalikan erosi terutama di wilayah aliran sungai.
Sebab, selain untuk mencegah bencana, bambu juga dapat menyimpan sebanyak 5.000 liter air dalam satu rumpun. “Selain itu, yang menarik dari bambu ialah dapat menyerap karbon dioksida dan mengurangi gas rumah kaca,” kata Ruslan.
Sebab itu, tambah dia, YBL fokus pada peningkatan kualitas bambu untuk kehidupan dan kesejahteraan yang berkelanjutan, berbasis pada pemberdayaan masyarakat.
“Ini yayasan non profit yang berdiri pada tahun 1993 oleh Duta Bambu Indonesia Linda Garland. Jadi program ialah penanaman sejuta bambu di Flores,” terang Ruslan.
Ian Bala