Ende, Ekorantt.com – Uskup Agung Ende, Mgr. Vincentius Sensi Potokota mengapresiasi inovasi PLN dalam membedah rumah warga tak mampu memanfaatkan FABA (Fly Ash and Bottom Ash). Hal itu disampaikan saat peresmian UMKM Material Konstruksi Berbasis FABA dan peresmian bedah rumah di Boanawa, Kabupaten Ende, Sabtu 5 Februari 2022.
Uskup Sensi mengatakan, pemanfaatan FABA mendorong sirkulasi ekonomi demi mencapai target-target TPB (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan).
“Kegiatan bedah rumah merupakan bukti konkret saling berprihatin, saling peduli di antara kita,” kata Uskup Sensi.
Menurutnya, apa dilakukan PLN merupakan ungkapan kepedulian untuk kemanusiaan.
“Seperti pelaksanaan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dilakukan oleh PLN berupa bedah rumah sederhana sehat layak huni bagi masyarakat kurang mampu,” tutur Uskup Sensi.
“Saya sebagai Uskup dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada jajaran PLN yang telah memberikan hati untuk masyarakat yang membutuhkan. Semoga kegiatan baik yang sudah dilaksanakan ini dilanjutkan, dan menjadi contoh yang baik untuk pihak yang lain,” sambungnya.
Sementara itu, General Manajer PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur, Agustinus Jatmiko menuturkan bahwa selain menghadirkan energi listrik, PLN juga membantu masyarakat lewat program pengolahan sampah organik menjadi energi, pemanfaatan FABA untuk pembangunan, program budi daya kelor, dan rumah kreatif BUMN untuk memasarkan produk UMKM di Ende.
“Kehadiran UMKM material konstruksi berbasis FABA yang tumbuh saat ini merupakan bagian dari program pengelolaan FABA untuk lebih bermanfaat bagi masyarakat,” jelas Jatmiko.
FABA, urai Jatmiko, merupakan abu yang dihasilkan dari sisa pembakaran batu bara untuk menghasilkan energi listrik. FABA yang ada sekarang telah digunakan untuk pembangunan sarana umum seperti tempat ibadah, jalan lingkungan, dan bedah rumah sederhana sehat layak huni bagi masyarakat kurang mampu. Selain itu, FABA juga telah digunakan untuk pembangunan sarana umum milik negara sehingga menambah nilai aset negara.
“Dengan tumbuhnya UMKM material konstruksi berbasis FABA, masyarakat dapat memproduksi sendiri dengan terbukanya lapangan kerja baru. Harganya lebih murah dan masyarakat yang memanfaatkan material tersebut juga mendapat manfaat dari kehadiran FABA,” terang Jatmiko
Jatmiko menambahkan, FABA dapat digunakan membuka akses jalan di daerah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal) yang dapat mendukung aktivitas dan produktivitas masyarakat.
“Pemanfaatan FABA untuk pembangunan mengurangi penggunaan bahan galian C, sehingga mengurangi kegiatan eksploitasi alam dan mendukung pelestarian lingkungan. Semoga pemanfaatan FABA terus didukung oleh Pemda dan stakeholder lainnya sehingga kehadiran FABA lebih banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” tandasnya.
Untuk diketahui, PLN memberikan bantuan berupa 40.000 bata interlock dan dana tunai 100 juta rupiah.
Salah satu penerima manfaat, Yosefina Uma berterima kasih kepada PLN dan Keuskupan Agung Ende atas bantuan yang diterimanya.
Dinding dan atap rumah Yosefina sebelumnya berlubang. Kini rumahnya sudah berdinding batu dengan atap seng baru sehingga dia bisa hidup lebih nyaman.