Kisah Kris, Drop Out SMP Raup Jutaan Rupiah dari Servis Elektronik

Maumere, Ekorantt.com – Banyak orang berpikir bahwa menyelesaikan studi hingga sarjana merupakan jalan menuju kesuksesan. Sehingga tidak sedikit orang yang serius menjalani proses pendidikan dengan harapan akan mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.

Hal tersebut tidak berlaku bagi Krisantus Adelis (43), warga Ian, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka. Meski drop out SMP, ia raup omset jutaan rupiah dari hasil servis barang elektronik.

Saat ditemui Ekorantt.com, Selasa (08/02/2022) siang di Pasar Tingkat Maumere, Kris berkisah, sebelumnya pada 1995, ia mengikuti kursus elektronik paket emas 50 tahun Indonesia Merdeka selama 6 bulan yang diselenggarakan Kursus Karunia Bunda Waioti-Maumere.

Dari situ ia memulai bangun usaha servis pada tahun 2005. Sejak itu, dengan alat seadanya yakni lem, spul, pisau cutter dan solder, ayah dua orang anak ini bisa memperbaiki ratusan alat elektronik, terutama speaker.

Kris mengaku lebih berpengalaman memperbaiki speaker. Sebab, kebanyakan orang tidak mengetahui seberapa besar batas maksimal kekuatan speaker yang sering mengakibatkan speaker jebol.

“Jebolnya speaker sebagian besar diakibatkan karena tidak mampunyai speaker menampung tingginya tegangan dari output power,” kata Kris.

Selama membuka tempat servis, Kris mengaku, dominan alat eletronik yang diperbaiki ialah speaker. Bahkan, bukan hanya wilayah Maumere tetapi juga datang dari Larantuka maupun Ende.

“Setiap hari pasti ada yang datang membawa speaker jebol, speaker aktif, power, parametic dengan tingkat kerusakan yang bervariasi,” ujar Kris.

Ia menuturkan tempat servis kebanjiran alat elektronik yang rusak mulai April hingga Desember. Sebab itu adalah musim pesta baik perayaan keagamaan maupun pesta adat yang menjadi tradisi warga Maumere.

“Kalau hari-hari sepi bisa dapat Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu per hari. Sedangkan menjelang hari raya dan hajatan bisa raup Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta. Tetapi kalau rakit satu power dalam sehari bisa peroleh Rp 800 ribu,” kata Kris.

Dikatakannya, standar ongkos harga servis tergantung dari tingkat kerusakan alat elektronik tersebut. Jika kerusakan ringan ongkos servisnya Rp 100 ribu. Tetapi bila power yang diperbaiki dan mengganti alatnya ongkosnya Rp 500 ribu.

Meski begitu, Kris lebih berpegang teguh pada kepercayaan pelanggan terhadap kerja-kerjanya. Selain itu, hasil servisnya yang membuat setiap pelanggan merasa puas.

“Ketika pelanggan membawa alat elektronik yang rusak harus langsung periksa. Jangan tunggu lama. Kalau kerusakan ringan harus cepat dieksekusi,” kata dia.

Yuven Fernandez

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA