Lewoleba, Ekorantt.com – Pelaksanaan festival eksplorasi budaya Lembata menghadirkan ritual Tugul Gawak pada Jumat (18/2/2022) di Desa Atakore, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata.
Acara yang berlangsung di pondok yang dibangun di tengah lapangan kampung itu dipadati ratusan warga desa dan juga desa-desa tetangga. Berdasarkan informasi yang dihimpun Ekora NTT warga umumnya antusias menghadiri acara ini lengkap dengan pakaian adat lengkap dengan atribut dan alat musik tradisional.
Menurut Petrus Ata Tukan (69), tokoh budaya dari Desa Atakore, tugul gawak berarti mempersatukan. Simbol-simbol di dalam ritus ini menunjukkan makna persatuan itu. Misalnya, beras yang dibawa masing-masing orang harus dikumpulkan dalam satu tempat dan tuak diisi dalam satu wadah. Ada juga ayam yang dikurbankan sebagai makna dari persatuan.
Menurut Petrus, ritual ini biasa dilakukan saat ada perpecahan atau konflik di dalam keluarga. Tugul Gawak dalam pelaksanaan festival eksplorasi budaya Lembata maknanya bisa lebih luas, Tugul Gawak mengirim pesan supaya dalam melaksanakan tugas di pemerintahan, siapa saja harus merasa senasib dan seia sekata dengan masyarakat.
“Eksplorasi ini mendorong kami untuk gali lebih dalam banyak budaya yang mulai luntur dan malah ada yang hampir punah jadi kita terdorong untuk menelusuri ulang,” kata Petrus.
Petrus yang seorang pensiunan guru ini pun mewanti-wanti generasi di kampungnya agar segala hal yang berkaitan dengan budaya mesti terus digali. Penulis buku Himpunan Cerita Budaya Desa Atakore ini pun mengingatkan bahwa ada banyak hal yang telah berkembang menurut zaman tapi perlu diseleksi agar tidak luntur.
“Ada hal yang berkembang menurut zaman tapi perlu diseleksi sehingga nilai-nilai budaya jadi luntur,” tambahnya.
Masih menurut Petrus jika nilai-nilai budaya sungguh dihidupi dalam praktik kerja di lingkup pemerintahan dengan baik dan benar maka sesungguhnya tidak ada orang atau pejabat yang berani korupsi.
“Kalau nilai-nilai budaya masuk dalam pemerintahan maka mereka akan lakukan dengan baik. Budaya kita sudah ajarkan, ini kami punya bagian, ini orang punya bagian, jadi tidak ada yang berani korupsi,” tuturnya.
Yurgo Purab