Setelah 20 Tahun Vakum, Pasar Nangablo Kembali Beroperasi

Maumere, Ekorantt.com – Setelah vakum selama 20 tahun lamanya, Pasar Nangablo, Desa Tilang, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka kembali beroperasi pada Rabu (9/3/2022).

Kepada Ekora NTT, Sabtu (12/3/2022), Kepala Desa Tilang Rofinus I. M. Luer mengatakan kegiatan pasar di Nangablo sempat vakum selama 20 tahun lamanya.

“Vakumnya Pasar Nangablo akibat bangunan pasar rusak berat dan tidak terawat. Selain itu terjadi persaingan antar pasar tinggi dan Nangablo jadi korban karena dikepung oleh Pasar Lekebai, Nita, dan Nirangkliung,” beber Rofinus.

Pada tahun 2021 lalu, lanjut Rofinus, pasar paling ramai di tahun 1980-1990-an ini akhirnya mulai dibangun kembali oleh Pemerintah Kabupaten Sikka.

“Tanggal 3 Maret 2022 lalu, Pemda Sikka menyerahkan pengelolaan pasar tersebut kepada Pemerintah Desa Tilang,” terangnya.

Ia berharap dengan beroperasinya Pasar Nangablo, aktivitas pasar nantinya bisa mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat desa setempat dan juga terserapnya tenaga kerja untuk mengelola pasar tersebut.

Salah satu warga sekitar Pasar Nangablo, Maria mengemukakan bahwa sejak dibuka Pasar Nirangkliung tahun 2000-an membuat Pasar Nangablo menjadi sepi.

Hal ini diperparah lagi dengan kondisi bangunan pasar yang rusak dan tidak terawat yang menyebabkan tidak ada aktivitas sama sekali di pasar tersebut.

“Sebagai warga Nangablo, saya merasa gembira karena di zaman kepemimpinan Bupati Robi Idong, tepatnya tahun 2021 dibangun gedung baru Pasar Nangablo. Selama ini kalau mau jualan hasil komoditi harus pergi jauh ke Pasar Nita atau Alok Maumere. Terima kasih Bupati Robi,” ungkap Maria.

Tokoh masyarakat Nangablo di Maumere, Frans Bata ikut mengapresiasi pemerintah Kabupaten Sikka yang beriktikad baik membangun kembali Pasar Nangablo.

Dengan pembangunan gedung baru Pasar Nangablo, kata Frans, kehidupan ekonomi masyarakat perlahan kembali pulih.

“Masyarakat Nangablo tidak lagi pergi jauh menjual hasil komoditinya dan juga tempat berbelanja dekat,” ujar Frans.

Frans menceritakan ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar sekitar tahun 1970-an, Pasar Nangablo termasuk pasar paling ramai di Kabupaten Sikka bagian barat yang digelar setiap hari Rabu. Selain itu, Pasar Nita dan Lekebai digelar hari Kamis dan Sabtu.

“Pasar Nangablo itu disebut juga Regang Lela karena sejak zaman Belanda kegiatan Pasar Nangablo itu dilaksanakan di Lela,” tutupnya.

Yuven Fernandez

spot_img
TERKINI
BACA JUGA