Adakan Retret, 45 Peserta Didik SMP Negeri Werang Pikul Salib Menuju Bukit Golgota Nilo

Maumere, Ekorantt.com – Sebanyak 45 peserta didik kelas IX SMP Negeri Werang, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka menggelar jalan salib dengan memikul salib secara berkelompok.

Diketahui, dalam kelompok tersebut terdiri dari 6 sampai 7 orang dan mereka melewati stasi-stasi penderitaan Yesus di sepanjang kampung Nilo, Desa Wuli Wutik.

Selama dalam perjalanan dari stasi-stasi yang berjejer dari Keling, tepatnya di Patung Bunda Maria Segala Bangsa, para peserta mendasarkan doa Rosario hingga sampai di Bukit Golgota Nilo.

Hal ini dijalankan sebagai aplikasi dari kegiatan retret yang dilaksanakan selama tiga hari yang dibuka pada 15-17 Maret 2022 di Rumah Retret Passionis-Nilo, Desa Wuli Wutik, Kecamatan Nita.

Kegiatan retret rohani mengusung tema “Menjadi Pribadi yang Tangguh di Tengah Tantangan Zaman”. Selain diisi dengan kegiatan rohani, renungan dan ziarah ke Patung Bunda Segala Bangsa Nilo, peserta retret juga dibekali dengan berbagai materi.

Pater Fery Wara, CP memaparkan materi tentang “Menjadi Pribadi Tangguh di Tengah Tantangan Zaman”.

Di lain sisi, Pater Fransiskus Budi, CP memberikan materi “Bijak Bermedsos” dan Pater Damasus Jehaut membawakan materi “Hidup Dari dan Dalam Iman Menjadikan Pribadiku Bermutu dan Bermakna”.

Aneka kesan datang dari Aurelia Dua Lodan dan Agustinus Sipa ketika diminta pendapat tentang pesan dan kesan mereka.

Kepada Ekorantt.com, Senin (21/3/2022), Aurelia mengungkapkan yang paling berkesan menurut dia adalah jalan salib yang digelar dengan memikul salib berkelompok.

“Salib memberi makna penderitaan dan beban hidup. Kedua hal ini harus dipikul dan beban akan berkurang jika membutuhkan orang lain dan doa. Kalau kita bisa melewati, semuanya akan menggapai puncak kebahagiaan dan akan tersenyum,” ujar Aurelia.

Selain itu, menurut Aurelia, kenyamanan di Rumah Retret Passionis-Nilo membuat peserta menyadari akan keheningan untuk bertemu Tuhan dalam doa.

Sedangkan Agustinus Sipa mengatakan, sebagai generasi muda banyak tantangan yang dihadapi ke depannya. Oleh karena itu, menurut Agustinus, ketiga pemateri menyadarkan semua peserta agar selalu optimis dan realistis.

“Dalam meraih impian, dua hal ini harus tertanam kuat dalam diri. Kesulitan yang dihadapi harus bersedia membayar harganya dengan kerja keras dan sikap optimisme,” ujar Agustinus.

Kepala SMP Negeri Werang, Skolastika Modesta juga mengatakan bahwa tujuan yang ingin dicapai dari retret ini adalah membina watak, karakter, serta mentalitas peserta didik.

“Kegiatan retret ini juga sebagai persiapan untuk mengikuti ujian akhir dan menyiapkan diri untuk melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas,” ujar Modesta.

Ia juga berterima kasih kepada para pemateri dari Pastor Kongregasi Passionis dan tidak lupa kepada tiga guru pendamping yang dengan setia mendampingi peserta didik selama 3 hari kegiatan retret berlangsung.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA