Larantuka, Ekorantt.com – Warga Desa Danibao, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur (Flotim) mengusulkan kepada pemerintah untuk membuka SMK Pertanian di wilayah mereka. Usulan itu mereka sampaikan melalui PGRI Flotim.
Menanggapi aspirasi warga tersebut, Ketua PGRI Flotim, Maksimus Masan Kian telah mendatangi Desa Danibao dan melakukan pertemuan dengan warga, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan pemerintah desa, serta pihak PGRI cabang Adonara Barat.
Dalam pertemuan yang digelar di rumah Ketua PGRI cabang Adonara Barat, Agustinus Dulin pada Minggu, 27 Maret 2022 itu, mereka membahas terkait persiapan pembukaan SMK Pertanian tersebut.
Dalam pertemuan itu, Kepala Desa Danibao, Yustinus Kopong Raya mengatakan usulan tersebut selain untuk mendekatkan pelayanan pendidikan, juga karena potensi pertanian dan perkebunan di wilayah mereka sangat kaya.
“(Ada) kemiri, kakao, pinang, cengkeh, vanili, pisang, dan lainnya,” katanya.
“Harapan kami, dengan hadirnya sekolah pertanian, anak-anak bisa terampil mengolah potensi yang ada ini hingga pada kemampuan berwirausaha, dan membuka jaringan untuk pemasaran,” tambahnya.
Ia mengatakan, saat ini SDM pengelola BUMDes Danibao dan desa-desa sekitar, masih terbatas.
Oleh karena itu, kehadiran SMK Pertanian, kata dia, diharapkan dapat menghasilkan SDM yang handal, sehingga bisa mengelola BUMDes secara profesional untuk peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Lukas Ara Kian, Ketua Lembaga Adat Desa Danibao mengatakan suku pemilik ulayat telah menyerahkan tanah seluas 1,5 hektar ke pemerintah desa sejak 2015.
“Sertifikat Tanah segera terbit dalam waktu satu-dua bulan ke depan. Dinas Pertanahan telah melakukan pengukuran dan penanaman pilar di empat sudut batas tanah bagian timur, barat, utara dan selatan. Artinya tidak ada lagi persoalan terkait tanah,” katanya.
Sementara Agustinus Dulin pada kesempatan itu juga mengatakan bahwa terkait sekolah pendukung, ada tiga SMP di wilayah itu, yakni SMPN Lembah Seburi, SMPN 1 Adonara Barat, dan SMPN Satap Bogalima.
“Selama ini, siswa-siswi yang tamat dari tiga SMP tersebut melanjutkan pendidikan di SMK Adonara yang jaraknya mencapai 15 km. Sebagian lainnya ke SMKN 1 Larantuka dan SMK di Maumere,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, berdasarkan data statistik di desa, anak-anak yang tamat SMP di wilayah ini yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA/K berkisar 15-20 siswa.
“Setiap tahun, siswa yang tamat SMP dari desa ini dan desa-desa tetangga 60 sampai 70 siswa,” sebutnya.
Maksimus Masan Kian mengaku bangga karena masyarakat telah menyediakan tanah untuk pembangunan lembaga pendidikan.
“Ini tidak semua bisa lakukan. Secara sukarela menyerakan tanah di zaman ini sulit. Warga Desa Danibao dan Lembaga Adat telah menjadi contoh. Tentu ini bukan kepentingan Pemerintah Desa dan Lembaga Adat saat ini, tetapi generasi yang akan datang, anak cucu dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan dan pembentukan karakter. Salut dan bangga. Kita akan berjuang bersama demi terealisasinya niat baik ini,” kata Maksi.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi NTT, Linus Lusi, kata Maksimus, mengapresiasi niat ini.
Kepada PGRI Flotim, Linus meminta untuk membentuk panitia lokal yang bertugas untuk berkoordinasi dengan Koordinator Pengawas (Korwas) SMA/K untuk melakukan studi soal kelayakan dan beberapa syarat lainnya.