Ende, Ekorantt.com – SMA Swasta Katolik Syuradikara kembali menoreh prestasi gemilang dalam Lomba Memperingati Hari Pendidikan Nasional Tingkat SMA/MA/SMAK Kabupaten Ende.
Perlombaan ini digelar dari tanggal 11-13 April 2022 yang berlangsung di tiga lokasi yang berbeda yaitu SMAK Frateran Ndao, SMAK Syuradikara, dan SMAN 1 Ende.
Adapun jenis perlombaan ini adalah Paduan Suara, Debat Bahasa Indonesia, Debat Bahasa Inggris, Karya Tulis Ilmiah (KTI), Vokal Solo (Putera-puteri), Cipta dan Baca Puisi.
Stefanus Luon, guru Bahasa Indonesia sekaligus Koordinator Lomba Debat Bahasa Indonesia menyampaikan informasi tersebut kepada Ekora NTT, Rabu (13/4/2022).
Stefanus Luon memerinci, perlombaan dilaksanakan oleh Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA/MA/SMAK Kabupaten Ende ini membawa SMAK Syuradikara meraih juara I Lomba Paduan Suara, Juara I Karya Tulis Ilmiah, Juara I Debat Bahasa Inggris, Juara II Lomba Vokal Solo Putra, Juara IV Debat Bahasa Indonesia, dan Juara IV Cipta dan Baca Puisi.
Kepala SMAK Syuradikara, P. Stefanus Sabon Aran, SVD membenarkan informasi kejuaraan ketika dikonfirmasi Ekora NTT, Kamis (14/4/2022).
“Dari keenam jenis perlombaan itu, SMAK Syuradikara unggul di lima jenis perlombaan antara lain, Juara I Paduan Suara, KTI, Debat Bahasa Inggris, Juara II Vokal Solo Putra, Juara Harapan Debat Bahasa Indonesia, dan Cipta dan Baca Puisi,” jelas Pater Stef.
Pater Stef menjelaskan, walaupun persiapan terbilang sangat singkat karena disibukkan dengan Penilaian Tengah Semester (PTS), tetapi para siswa-siswi berusaha keras untuk menyiapkan diri dengan baik.
“Mereka sudah tampil all out dan menoreh prestasi yang membanggakan sekolah dan tentu saja sekolah memberi apresiasi untuk mereka. Terima kasih untuk anak-anak dan para guru pendamping. Meski sibuk tapi mereka telah mendampingi anak-anak secara baik,” katanya.
Seleksi Ketat untuk Semua Cabang Lomba
Sementara itu, Ansie Sare Ora, guru pendamping Paduan Suara mengatakan, perjuangan dari awal untuk memilih peserta Paduan Suara melewati seleksi yang ketat yang dilakukan sebanyak 2 kali.
“Seleksinya, pertama anak-anak mengirimkan video mereka dan pengumuman dilakukan pada 23 Maret 2022,” terang Ansie.
Lebih jauh, Ansie menambahkan, dirigen yang terpilih Maria Chintia Wonga dari kelas X IPA 1 memimpin Paduan Suara dengan baik hingga meraih juara pertama.
“Saya mau mengucapkan terima kasih kepada anak-anak juara dan yang telah berpartisipasi mulai dari awal, bagi yang belum terpilih, jangan menyerah, masih ada banyak kesempatan lain,” katanya.
Ansie juga menerangkan, bukan hanya dirinya yang terlibat dalam Paduan Suara, tetapi ada bimbingan dan motivasi yang diberikan oleh guru-guru lain.
“Ada ibu Yolan, Pak Hendra, Ibu Stefin, Fr. Stery, Ibu Angel. Mereka orang-orang hebat yang memberikan bobot masing-masing untuk kejuaraan Paduan Suara,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Debat Bahasa Inggris pun berhasil menorah juara I dan diraih oleh Dennysa Athira, Chandra Putra Permata Jaya, dan Kristina Dian Rizkyani.
Ketika dihubungi Ekora NTT, Kamis (14/4/2022), guru pembimbing, Angelia Diana Fadhe mengatakan, anak-anak yang terpilih hingga meraih juara tersebut sudah melewati seleksi yang ketat dengan bimbingan selama 12 hari hingga di final bertanding dengan SMAK Frateran Ndao.
“Proses yang dilewati anak-anak itu tidak akan mengkhianati hasil, jadi anak-anak kita sudah mempunyai Sumber Daya Manusia yang luar biasa, tinggal bagaimana sekolah dan semua elemen membentuk SDM mereka dengan baik,” kata Angelia.
Di lain sisi, Angelia menceritakan bahwa dirinya selalu memotivasi anak-anak untuk tidak hanya memiliki intelektual yang bagus, tidak sombong, dan mempunyai karakter yang baik sambil belajar dari spiritualitas Pahlawan Utama.
“Anak-anak yang kami seleksi, di kelas ada yang biasa-biasa saja, dan bahkan tidak percaya diri bahwa mereka bisa, tapi kami tahu mereka punya kemampuan dan untuk itu mereka diberi ruang yang baik dan bisa meraih juara,” tandasnya.
Sementara itu, Maria Yuneri Eflianti, guru pendamping Karya Tulis Ilmiah (KTI) mengatakan, proses perekrutan siswa tidak ditunjuk langsung melainkan atas inisiatif siswa sendiri, lalu anak-anak diminta menulis esai selama 2 hari dengan tema bebas tetapi harus aktual dan bermanfaat.
“Dari 10 yang mendaftar, ada 4 peserta yang lolos ke tahap seleksi selanjutnya, keempat peserta ini diberikan pendampingan terkait pengetahuan dasar menulis KTI,” jelas Evi.
Setelah diberikan pendampingan materi dasar, guru pendamping kedua Yustina M. menambahkan, mereka diminta untuk menuliskan karya tulis berdasarkan tema besar yang diberikan oleh panitia dan karya tulis terbaik yang dipilih untuk mengikuti ajang lomba ini.
Dengan semua kejuaraan yang diraih, Ryand Nanga, salah seorang peserta Paduan Suara mewakili semua peserta lomba mengungkapkan kebahagiaan dan kebanggan karena meraih kejuaraan tersebut.
“Kejuaraan kemarin sangat luar biasa karena usaha dan jeri payah kami semua selama latihan benar-benar terbayarkan lewat perolehan juara satu tersebut,” ungkapnya.
Di lain sisi, Ryand mengatakan, bersekolah di Syuradikara itu menyenangkan karena ia dan teman-teman bisa belajar keras dari setiap pengalaman dan ilmu yang diajarkan di sekolah.
“Harapan saya untuk teman-teman Syuradikara ataupun teman-teman di luar sana supaya berani untuk mengeksplor semua kemampuan yang ada dalam diri dan terus giat berlatih untuk memperoleh hasil yang maksimal,” tutupnya.