Turunkan Angka Stunting, Pemdes Pagomogo Akan Beri PMT Terpusat

Mbay, Ekorantt.com – Pemerintah Desa Pagomogo, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo terus menekan angka stunting melalui sosialiasi, edukasi serta intervensi anggaran untuk pemberian makanan tambahan (PMT).

Sekretaris Desa Pagomogo Marsianus Sale menyebut, jumlah balita yang mengalami stunting di Desa Pagomogo pada tahun 2022 sebanyak 45 orang dari tahun 2021 sebanyak 44 anak. Angka itu tertinggi di wilayah Kecamatan Nangaroro.

“Pelayanan kesehatan untuk 45 balita ini nanti terpusat di Polindes. Kita alokasikan anggaran 37 juta untuk PMT berupa susu dan telur dari dana desa (DD),” ujar Marsianus di Kantor Desa Pagomogo, Jumat (06/05/2022) pagi.

Pada tahun 2022, pemerintah pusat mengucurkan dana ke Desa Pagomogo sebesar Rp1,1 miliar. Jumlah penyaluran dana desa tahun ini menurun dari tahun 2021 yakni sebesar Rp1,3 miliar.

Pemerintah Desa Pagomogo telah merancang program kerja tahun anggaran 2022, salah satunya pada bidang kesehatan. Pemdes juga telah memberi stimulan dana Rp1,5 juta ke masing-masing kelompok dasa wisma dalam rangka menurunkan angka stunting.

“Jadi stimulan dana itu diberikan untuk membuat kebun keluarga sehat. Yah, salah satunya untuk menekan angka stunting,” katanya.

Tidak hanya para orangtua anak stunting dan kelompok dasawisma, pemdes juga terus mendorong masyarakat penerima manfaat bantuan pemerintah agar terus menerus menjaga pola hidup sehat, termasuk kampanye menekan angka stunting.

Namun, kendala yang dihadapai oleh pemerintah ialah lemahnya respon masyarakat terhadap persoalan stunting. Masyarakat, kata dia, masih menganggap masalah stunting akibat dari faktor gen.

“Tapi kami terus memberi edukasi bersama bidan desa dan bagian gizi. Jadi, ke depan PMT berupa susu dan telur yang diberi sebulan sekali, akan kami tingkatkan. Pemberian susu dan telur akan dilakukan setiap dua minggu sekali,” katanya.

“Kami akan evalusi pada Agustus nanti. Kami tidak punya target, berapa jumlah yang turun dari angka itu. Tapi nanti kami evaluasi,” sambung Marsianus.

Bidan Desa Pagomogo Elfin Paa menuturkan tingginya angka stunting di wilayah itu akibat dari rendahnya partisipasi masyarakat menjaga pola makan yang sehat.

Selain itu, pengaruh faktor ekonomi, sumber daya manusia serta kekurangan air bersih membuat wilayah dengan jumlah penduduk 1.992 jiwa itu rentan bermasalah pada bidang kesehatan.

“Jadi khusus masalah stunting, kami (bides) bersama petugas gizi melakukan studi kasus. Hasilnya memang masyarakat masih rendah konsumsi makanan mengandung protein. Solusi harus tingkatkan melalui pemberian susu dan telur,” kata Elfin.

Hasil evaluasi selama ini, jelas dia, pemberian PMT setiap bulan kepada anak yang mengalami stunting sangat tidak efektif. Paling kurang setiap dua minggu sekali harus diberi rangsangan untuk meningkatkan pertumbuhan anak.

“Tentu memerlukan dana yang cukup. Kami sudah kerjasama dengan petugas gizi dari Puskesmas Nangaroro untuk pengadaan susu dan telur sebagai rangsangan pertumbuhan anak,” kata dia

spot_img
TERKINI
BACA JUGA