Ruteng, Ekorantt.com – Sekitar ratusan warga Kajong, Desa Kajong, Kecamatan Reok Barat, Kabupaten Manggarai, bergotong royong membangun gedung darurat untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Reok Barat pada Jumat (17/6/2022).
Sekolah yang fokus pada bidang pariwisata dan multimedia ini baru didirikan pada 2022 setelah mendapat persetujuan dari Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat.
Sembari menunggu gedung permanen yang akan dibangun pemerintah, pihak sekolah bersama masyarakat setempat berinisiatif untuk membangun gedung darurat berlantai tanah, berdinding bambu, dan beratapkan seng seadanya.
Pastor Paroki Santa Maria Imaculata Wae Kajong, Romo Bernadus Palus yang turut hadir dalam kesempatan itu menjelaskan bahwa ia bersama masyarakat sepakat mendirikan sekolah tersebut setelah melihat potensi yang ada di wilayah itu.
“Kami ambil jurusan pariwisata karena menjadi brand over dari seluruh perguruan tinggi,” ujarnya.
“Apalagi Labuan Bajo merupakan kota pariwisata super premium, saya yakin nanti orang akan mengalami titik jenuh untuk berwisata ke pantai,” tambahnya.
Romo Bernad bilang, di wilayah Reok Barat banyak wisata alam, seperti air terjun Tengku Siwa dan gua alam Wae Kuli – gua bawah tanah tempat tinggal ular besar dan panjang.
Dalam mendukung potensi ini, lanjutnya, pihaknya mengajukan permohonan ke pemerintah untuk mendirikan sekolah kejuruan dan telah mendapat izin dari Pemprov NTT.
Mantan Pastor Paroki Mbata-Manggarai Timur ini berpendapat bahwa dunia sekarang menuntut skill atau keterampilan.
“Walaupun memiliki pendidikan tinggi, tetapi tidak memiliki skill tertentu, maka tidak bisa bertahan di dunia globalisasi,” katanya.
Sebagai inisiator pendiri sekolah ini, dirinya menyampaikan terima kasih kepada Gubernur NTT yang telah menjawab kerinduan masyarakat untuk menghadirkan sekolah.
“Untuk melengkapi seluruh tuntutan pemerintah, kita sudah membereskan gedung ini dan hari ini kita tuntaskan termasuk meja untuk belajar dan papan tulis semua darurat,” jelasnya.
Romo Bernad menjelaskan ada tiga jurusan untuk program pariwisata yakni Akomodasi Perhotelan, Usaha Perjalanan Wisata, dan Teknik Tenun Ikat.
Sedangkan untuk bidang Multimedia, kata dia, merupakan gabungan lebih dari satu media yang digunakan untuk menyampaikan atau memberikan informasi, seperti animasi, musik, video, foto, gambar, dan teks.
Sementara Frumentius G Hona, salah satu tokoh masyarakat setempat mengakui bahwa selama ini mereka merindukan kehadiran sekolah kejuruan.
Dukungan masyarakat terhadap pembangunan sekolah tersebut, kata dia, berupa tanah dengan luas 3 hektar serta inisiatif membangun gedung darurat.
“Terkait tanah, kami sebagai masyarakat memberikan secara cuma-cuma tanah ini kepada pemerintah,” tutupnya.