Maumere, Ekorantt.com – Desa Tilang menjadi salah satu Desa Pilot Project pembangun hortikultura yang melibatkan 46 anak muda petani milenial.
Hal ini dilihat dari perkembangan usaha tanaman hortikultura di Desa Tilang, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka yang meningkat dari tahun ke tahun, baik dari segi jumlah lahan dan petani.
Hingga kini, jumlah lahan di bawah Tilang one Finance (ToF) sekitar 7 hektare dan jumlah petani yang terlibat sebanyak 70 orang.
“Untuk tahun 2022 Desa Tilang menjadi salah satu desa Pilot Project pembangun hortikultura yang melibatkan 46 anak muda petani milenial,” kata Direktur Tilang one Finance (ToF) Group, Rofinus I. M. Luer kepada Ekora NTT, Selasa (28/6/2022).
Program ini, lanjut Rofinus yang juga sebagai Kades Tilang, akan diberi nama Youth Project (YP) dan dijalankan Yayasan Bina Tani Sejahtera di 3 kabupaten yakni Sikka (Nita, Lela, Mego), Ende (Wolowaru) dan Flores Timur (Wulanggitang).
“Program ini bertujuan meningkatkan pendapatan anak muda untuk menunjang ekonomi keluarga dan melatih anak-anak muda dengan ilmu budidaya hortikultura,” jelas Rofinus.
Rofinus menambahkan, Yayasan Bina Tani Sejahtra (YBTS) juga membantu anak muda dengan ilmu pengetahuan dan sarana penunjang berupa benih, pupuk, dan pestisida.
Kegiatan peluncuran Youth Project di Desa Tilang, demikian Rofinus, dilakukan Ketua Yayasan Bina Tani Sejahtera Indonesia, Edwin Saragih pada 23 Mei 2022 lalu.
Dikatakannya, beberapa waktu lalu, Silvye Desilles dari Lembaga Global Knowledge East Weed Seed juga datang memantau Youth Project di Desa Tilang dan bertemu dengan petani muda.
Kehadiran Silvye yang tergabung dalam Ganesa Foundation yang berkantor di Swiss itu sebagai penyuplai dana (donatur).
Silvye, sebagaimana disampaikan Kades Rofinus, merasa bangga dengan ToF dan 46 pemuda milenial yang bergabung.
“Saya memberi apresiasi yang tinggi karena pemuda milenial mau menjadi petani hortikultura. Sekaligus saya bangga dengan ToF dan semua stakeholder mulai dari desa, PPL desa, BPP di kecamatan dan Dinas Pertanian setempat mendukung penuh Youth Project,” ujar Silvye.
Hadirnya Tilang one Finance Group yang didirikan tahun 2019, rupanya sudah membantu masyarakat yang berusaha di bidang hortikultura dan memodali semua kebutuhan kerja.
“Setelah bekerja dengan ToF dan sudah memiliki bekal ilmu pengetahuan dan modal usaha, maka ToF melepas mereka untuk menjadi petani mandiri,” ujar Rofinus.
Menyinggung pemasaran, Rofinus mengakui pasang surut. Namun, sekarang pihaknya merasa cukup tenang karena ToF dibantu mesin pengolahan cabe dari Dinas Pertanian Provinsi NTT.
22 Petani Mandiri
Diketahui, Tilang one Finance Group yang berdiri sejak tahun 2019 itu pun telah menghasilkan 22 petani mandiri.
Salah satu petani mandiri hasil didikan ToF Group, Elframiliati Rosita. Kepada Ekora NTT, Elframiliati mengatakan selama bergabung di ToF, ia diberi pelatihan tentang bagaimana cara bertani yang baik dan benar dan juga bagaimana pemberian takaran pupuk pada tanaman.
“ToF membekali kami dengan pelatihan-pelatihan dan membuka wawasan dan pola pikir. Walau pendidikan rendah, Pak Direktur menggunakan bahasa sederhana dan bisa dimengerti dan lebih banyak contoh,” kata ibu tiga orang anak ini.
Di atas areal tanah setengah hektare, tamatan SD Ribang menanam tanaman hortikultura berupa cabe besar, cabe keriting, cabe rawit, dan tomat.
“Sudah 3 kali panen dan memasarkan di Pasar Alok. Penghasilannya sangat menjanjikan,” ungkap Yati, sapaan manisnya.
Yati juga mengharapkan supaya para ibu petani bisa membangun semangat bekerja keras dan berjuang dengan tekun.
“Hanya dengan bekerja keras bisa dapat menghasilkan uang untuk membiayai kebutuhan keluarga,” tutupnya.