Mbay, Ekorantt.com – Sebanyak 200 orang muda di Ndora, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, NTT gelar parade nyiru pada Sabtu (9/7/2022).
Parade itu merupakan bagian dari rangkaian kegiatan hari orang muda Ndora (Ndora Youth Day) yang digelar selama sepekan ini.
Ketua Panitia Penyelenggara Emilianus Meze mengatakan parade nyiru dilakukan untuk mengangkat kembali tradisi atau kebiasaan orang Ndora sehari-hari.
Selain parade nyiru, kegiatan lain yang diisi saat itu ialah eksibisi tumbuk padi (Dho Dhenga), tampi beras (Tepi Sea), serta pertunjukan Esu atau memasak nasi di priuk tanah dan Kose atau memasak nasi dan daging di bambu.
Parade dan pertunjukan tersebut diikuti dan disaksikan oleh Bupati Nagekeo dr. Johannes Don Bosco Do, Anggota DPRD NTT Thomas Tiba Owa, Anggota DPRD Nagekeo Petrus Dua, Camat Nangaroro Gaspar Taka dan Pastor Paroki Ndora RD. Fidelis Markus Demu serta tamu undangan.
“Jadi, parade ini juga adalah materi literasi yang diberikan oleh orang muda. Bahwa parade ini adalah bagian dari tradisi kehidupan masyarakat Ndora,” ujar Emilianus.
Parade nyiru digelar mulai dari halaman Gereja St. Petrus Martir Ndora dan diarakan menuju Kantor Desa Ulupulu 1. Adapun kegiatan itu diiringi grup marcing band dari SMPK Manungae Ndora.
Bupati Nagekeo, Anggota DPRD NTT serta tamu undangan juga turut mengikuti prosesi sepanjang kurang lebih satu kilometer.
Mereka juga menyaksikan pertunjukan anyam nyiru, tumbuk padi, tampi beras, esu dan kose. Bupati Johannes juga turut terlibat dalam pertunjukan itu.
Ia mengatakan cerita kebiasaan mesti disampaikan secara berulang melalui event-event serupa. Bagi Johannes, parade nyiru dan eksibisi tersebut untuk menemukan kembali identitas orang Ndora yang sedianya dilahirkan sejak lama.
“Parade dan eksibisi ini menunjukan siapa kita sebenarnya, orang Ndora, orang Nagekeo. Ini identity problem, semua kita dimotivasi oleh nilai. Nilai dan kepercayaan lahir dari story atau cerita,” katanya.
Dari cerita, ia melanjutkan, akan melahirkan ritual kemudian memanen pengorbanan bagaimana orang Ndora bisa kembali menganyam nyiru dan membuat priuk tanah. Semua ini harus dilakukan secara berulang-ulang, kata Bupati Johannes.
Sehingga, kultur atau budaya dan produk lokal itu harus diangkat kembali oleh orang-orang muda. Ia mengharapkan kaum muda harus bangkit bersama untuk mempertahankan kembali tradisi dan produk lokal seperti nyiru.
“Kita ingin ke depan, orang muda bisa didampingi, dibina dengan lengkap baik secara rohani maupun jasmani,” ujar Johannes berpesan.