Larantuka, Ekorantt.com – SimpaSio Institute menggelar diskusi pangan lokal, ketahanan pangan, dan perubahan iklim pada Jumat (22/7/2022).
Bertempat di Taman Kota Felix Fernandez, diskusi ini menghadirkan Maria Loretha sebagai pegiat aksi dan kampanye pangan lokal dan Bernard Tukan, sastrawan dan pengamat sosial budaya.
Bernard Tukan dan Maria Loretha berbicara soal keterkaitan antara pangan lokal, ketahanan pangan, dan perubahan iklim serta bagaimana respon Pemkab Flotim terhadap isu-isu krusial tersebut.
“Lalu, bagaimana dampak kampanye dan aksi selama ini, hal yang perlu dilakukan di masa depan?” tanya Bernard Tukan.
Para pelajar yang hadir pun saling melemparkan pertanyaan dan bertukar gagasan.
Tampak jelas, dari percakapan yang dibahas, anak muda begitu agresif menelurkan ide hingga menuai gagasan yang aktual.
Juan Fernandez, dari Komunitas Sahara Larantuka menohok cara-cara tradisional dalam penangkapan ikan yang memberi kontribusi bagi pengrusakan ekosistem.
Sementara itu, Hery Sogen dari kelompok Orang Muda Bantala berkisah soal pelatihan yang diikutinya dan rencana program yang akan dilaksanakan bulan September 2022 soal perubahan iklim.
Kegiatan tersebut ditutup dengan sebuah kesimpulan dari moderator Vian Tukan dan Jimmy Tukan.
Menurut mereka, perlu sekali isu-isu perubahan iklim masuk dalam muatan lokal.
“Paling tidak untuk mencegah perilaku yang memberi kontribusi bagi pengrusakan lingkungan dan adaptasi menghadapi perubahan iklim,” papar Vian diamini Jimmy.
Kesimpulan lainnya, kata Jimmy, harus dioptimalkan peran orang muda dengan memberi ruang dan peluang membangun kolaborasi, jejaringan agar terbangun gerakan bersama dalam menghadapi isu-isu tersebut.
Untuk diketahui, diskusi pangan lokal dan perubahan iklim tersebut merupakan program lingkar belajar SimpaSio Institute berkolaborasi dengan Koalisi Kopi.