Pemuda Katolik Ende Minta Pemerintah Bangun Gelanggang Orang Muda

Mestinya, kata dia, Pemerintah Kabupaten Ende memberikan perhatian kepada pemuda.

Ende, Ekorantt.com – Ketua Pemuda Katolik Komisariat Cabang Ende Oktavianus Moa Mesi meminta Pemerintah Kabupaten Ende agar membangun gelanggang orang muda atau youth center.

Hal ini penting untuk kegiatan kepemudaan, serta pelatihan kewirausaan pemuda berbasis digital atau ecommerence.

Ia mengatakan hal tersebut dalam sambutannya saat pelantikan Pengurus Pemuda Katolik Komisariat Cabang Ende pada Selasa, 7 Januari 2025.

Pelantikan dan pengukunan ini berlangsung di di Gereja Kuasi Paroki St. Donatus, Boanawa, Keuskupan Agung Ende. 

Oktavianus juga mendorong pemerintah agar mengembangkan minat dan bakat olahraga dengan merevitalisasi lapangan Komite Olahraga Nasional Indonesia (Koni) Ende menjadi lapangan indoor. 

Mestinya, kata dia, Pemerintah Kabupaten Ende memberikan perhatian kepada pemuda.

Perhatian tersebut bisa dengan berbagai pelatihan kerja, pelatihan usaha, dan memperhatikan sarana dan prasarana olahraga.

Sementara itu, Uskup Keuskupan Agung Ende, Mgr. Paulus Budi Kleden meminta Pemuda Katolik harus menjadi saluran kasih dan aspirasi  terhadap berbagai persoalan.

“Kita perlu menjadi pribadi yang rela berbagi, rela memberi diri, hati yang selalu tergerak dengan sesama,” tegas Uskup Budi dalam khotbahnya ketika memimpin perayaan Ekaristi pelantikan.

Uskup Budi juga menekankan bahwa “Allah adalah Kasih! Kasih bersumber dari Allah sendiri.”

Kasih menurut dia, berarti tidak egois, saling berbagi dan bersolider. Tidak menutup diri, saling memberi dan saling memaafkan.

“Yesus adalah tanda kasih Allah kepada dunia (umat manusia),” imbuh Budi.

Ia kemudian menguraikan lima hal penting yang bisa menjadi inspirasi bagi umat beriman, pertama, menjadi pengikut Yesus berarti mempunyai hati yang tergerak untuk peduli kepada sesama yang berada dalam kesulitan.

Kedua, berani  mengambil sikap responsif terhadap kesulitan  yang dialami sesama.

Ketiga, mencari dan menemukan potensi-potensi yang ada untuk bersatu secara bersama-sama dalam menghadapi situasi sulit.

“Harus dimulai dari diri dan kelompok seperti ini,” tegas Budi.

Keempat, organisasi menciptakan sistem, membuat struktur dan mekanisme agar dapat mengatur dan mengakomodasi seluruh situasi.

Kelima, mengumpulkan yang tersisa, membuat evaluasi untuk dikoreksi dari “apa yang dijalani lalu merancang hal baru.”

spot_img
TERKINI
BACA JUGA