Demi Biaya Kuliah, Sitti Amina Rela Jual Kue

Maumere, Ekorantt.com – Sejak kecil, Sitti Amina (30) ingin kuliah. Cita-cita ini sudah terpatri di hatinya.

Namun demi menggapai mimpi sekadar merasakan nikmatnya dunia Perguruan Tinggi tidak berjalan mulus bagi ibu dua anak tersebut.

Bagaimana tidak, warga asal Dusun Jedawair, Desa Geliting, Kecamatan Kewapante, Kabupaten Sikka itu lahir dari keluarga sederhana. Tidak kaya. Banyak kekurangan sana-sini, termasuk keuangan.

Ayahnya seorang nelayan tradisional dan ibunya menjalani usaha jualan kue kecil- kecilan.

“Saat di bangku Sekolah Dasar dan SMP aman- aman saja. Tetapi setelah masuk SMAK Sint Gabriel hanya bertahan satu tahun dan dinyatakan drop out karena biaya,” kata anak keempat dari enam bersaudara itu dengan mata berkaca- kaca kepada Ekora NTT, Jumat, 24 November 2023.

iklan

Babak pertama kesulitan untuk menggapai cita- cita tak membuat dirinya patah arang. Justru kesulitan itu punya andil besar untuk membuka pikirannya bisa bekerja. Bagi Sitti, bekerja apa saja yang penting halal dan bisa mendatangkan uang.

“Saya bekerja selama enam bulan di Toko Citra Busana Maumere. Setelah itu lanjut bekerja di Barata tahun 2009. Tahun 2010 memutuskan menikah usia dini,” kenang istri dari Irwan Rasbi itu.

Setelah menikah dan memiliki satu anak Sitti bekerja di Asuransi Bumi Putra sebagai pencari nasabah selama satu tahun.

Namun uang yang diperoleh dari hasil kerjanya membuat Sitti belum tenang. Bahkan tidak puas. Cita- cita untuk meraih sarjana pendidikan terus bergelora.

“Melalui Satuan Pendidikan Non Formal SKB Sikka saya pun berhasil lulus tahun 2022 dan memilih kuliah pada Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadyah Maumere,” tuturnya.

Persoalan muncul lagi, biaya kuliah harus ditanggung sendiri. Tidak bisa berharap dari penghasilan suami dan keluarga.

Sitti Amina siap mengantarkan orderan ke pelanggan (Foto: Yuven Fernandez/ Ekora NTT)

Jalan satu-satunya adalah menjual kue. Sebab sejak kecil Sitti sudah terbiasa menjual kue dari hasil olahan ibundanya. Bakat ibunya itu pun terus diwariskan kepada Sitti.

Wanita yang kini terdaftar sebagai mahasiswi semester tiga Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadyah Maumere itu mengakui harus pandai- pandai membagi waktu.

“Saya harus betul- betul membagi waktu untuk keluarga, kuliah dan mengantar orderan kue untuk pelanggan baik di Geliting dan di Kampung Beru Maumere,” ungkapnya.

Terkait biaya kuliah akui Sitti selalu registrasi terlambat karena pemasukkan dari hasil jualan kue pasang-surut.

“Saya terus berusaha untuk jual kue walau kadang pasang surut tapi Tuhan tidak pernah tutup mata untuk umatNya pasti ada jalan,” katanya.

Dosen Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadyah Maumere Ermelinda Dua Lering merasa bangga akan perjuangan mahasiswinya bernama Sitti Aminah.

Tak hanya bangga, Marlin bahkan memujinya. Bagi dia, Sitti adalah gambaran mahasiswa masa depan karena memiliki semangat tinggi untuk bekerja.

Sitti juga, nilai dia, menjadi contoh bagi mahasiswa lain bahwa kesulitan bukanlah halangan untuk tetap mengenyam pendidikan.

Marlin mengakui Sitti mahasiswi yang aktif berkuliah. Melaksanakan tanggung jawab sebagai mahasiswi seperti mengikuti kuliah dan mengerjakan tugas yang diberikan dosen.

Komentar serupa juga muncul dari mulut Kaprodi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadyah Maumere Bertholomeus Jawa Bhaga. Menurut dia, semua orang pasti punya cara tersendiri menghadapi tantangan.

“Karena semangat yang tinggi untuk kuliah walau terimpit kesulitan ekonomi salah satu cara untuk survive menjual kue. Meskipun pasang-surut rezeki, tapi Sitti pantang menyerah,” ucap Bertho bernada pujian untuk Sitti.

Bertho mengakui pula bahwa semangat kuliah Sitti luar biasa. Ia menjadi contoh bagi mahasiswa lain.

“Walau usianya sudah 30 tahun dan harus cari biaya kuliah sendiri. Sitti menyadari bukannya kuliah untuk mencari jabatan tetapi menimba ilmu dan memperluas wawasan,” pungkasnya.

TERKINI
BACA JUGA