Mbay, Ekorantt.com – Tenaga kesehatan (nakes) UPTD Puskesmas Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, NTT memperluas layanan pos pelayanan terpadu (posyandu) dari balita dan ibu hamil ke kaum remaja.
Perluasan layanan posyandu tersebut sejalan dengan program tranformasi sistem ketahanan kesehatan Indonesia yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan RI.
“Remaja putri menjadi sasaran karena mereka menjadi calon ibu,” ujar Kepala Puskesmas Nangaroro, dr. Maria Fransiska Ndoi, Rabu pagi.
Ia menerangkan perluasan cakupan layanan posyandu dari sebelumnya bayi dan ibu hamil ke kalangan remaja sabagai salah satu upaya pemerintah menekan angka stunting khususnya di 16 desa dan satu kelurahan di Kecamatan Nangaroro.
Adapun jumlah anak stunting di wilayah itu berdasarkan hasil rekap operasi timbang (OT) pada Februari 2022 sebanyak 262 atau 17,7 persen.
Desa Pagomogo, Desa Ulupulu dan Desa Ulupulu 1 ialah wilayah penyumbang stunting terbanyak.
Karena itu, Puskesmas Nangaroro menerapkan beberapa program termasuk posyandu remaja.
Pihaknya menentukan sekolah-sekolah baik tingkat pertama maupun tingkat atas sebagai sasaran untuk memberikan layanan posyandu remaja. Tak terkecuali, kaum remaja putri yang berada di desa-desa.
“Rematri (remaja putri) sebagai calon ibu kelak, sebaiknya memiliki kualitas kesehatan yang baik, asupan gizi yang memadai dengan membiasakan mengonsumsi makanan bergizi untuk mencegah anemia,” kata Maria.
Oleh karena itu, para remaja diharakan agar tetap menjaga pola hidup bersih dan sehat. Mengonsumsi sayur-sayuran, buah-buahan, dan lauk pauk yang kaya protein.
Remaja putri juga disarankan terbiasa dengan sarapan pagi, minum air putih yang cukup, meminum tablet tambah darah secara teratur.
“Batasi konsumsi pangan yang terlalu manis, asin dan berlemak,”ujar Maria menyarankan.
Maria menyebut 803 remaja putri di wilayah Puskesmas Nangaroro telah diberi tablet tambah darah. Remaja putri diharapkan meminum secara teratur untuk membantu mengatasi anemia saat menstruasi, hamil, dan setelah mengalami pendarahan.
“Supaya ketika memiki anak kelak, tidak BBLR (berat badan lahir rendah). Tetapi melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas,” tutur Maria.
“Jadi posyandu remaja itu untuk menyiapkan kesehatan sejak dini sebelum kelak jadi ibu,” kata Maria menambahkan.