Maumere, Ekorantt.com – Mantan Kepala Desa Hoder, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Martina Bunga menghidupkan Paud St. Nikolaus dengan tujuan menyelamatkan usia emas anak-anak di desa tersebut.
Martina bilang, Paud St. Nikolaus hampir mati karena hanya memiliki 1 tutor dengan jumlah murid yang minim di bawah 10 orang.
“Bulan Januari 2022 saya mulai mengabdi di Paud tersebut. Ternyata dua bulan kemudian di bulan Maret 2022 murid bertambah menjadi 34 orang. Puji Tuhan pada tahun ajaran 2022/2023 Paud Nikolaus menyumbangkan 7 muridnya ke Jenjang Sekolah Dasar,” kata Martina kepada Ekora NTT, Rabu (3/8/2022).
Lebih jauh, ia menjelaskan, perjalanan Paud yang didirikan pada 2013 dan menggunakan Balai Dusun tersebut mengalami banyak kendala karena pada awalnya didampingi 2 tutor dengan 13 murid.
Ia menyebutkan faktor penyebab pertama adalah kurang adanya kesadaran orang tua untuk mengantar anaknya ke sekolah. Kedua, keberadaan tutor yang selalu gonta-ganti. Ketiga, kesiapan sarana dan prasarana yang kurang memadai.
“Parahnya lagi, aksesnya jauh sekali untuk ke Paud kampung Moko dan Wairita, ditambah jumlah anak usia dini yang terbilang banyak dari 300-an KK petani lahan kering yang ada di Dusun Daranatar,” kata Ona, sapaan manis Martina.
Yang lebih mendorong Ona untuk menata kembali Paud St. Nikolaus adalah walau berjalan jatuh-bangun, tapi setiap tahun biasanya menyumbangkan murid ke jenjang Sekolah Dasar.
“Hal ini yang menjadi tekat kuat saya untuk mengabdi di Paud St. Nikolaus dan mencari jalan keluar terhadap berbagai permasalahan yang dialami Paud,” tandasnya.
Untuk menjawabi kebutuhan sarana prasarana yang jauh dari ukuran standar Paud, Ona mengatakan ia mencari donatur.
“Puji Tuhan, pemilik tempat pariwisata Budi Sun Wairita, Ibu Jeanet Pedor bersama turis asal Jerman yang menginap di Budi Sun mengunjungi Paud St. Nikolaus,” katanya.
Ketika melihat keterbatasan sarana dan prasarana pada awal Tahun Ajaran 2022/2023, Ona bilang Jeanet bersama turis asal Jerman menyumbangkan sejumlah Alat Permainan Edukatif (APE) Dalam, 1 buah lemari, 1 buah meja, dan 4 lembar tikar.
Sementara itu, Jeanet Pedor kepada Ekora NTT mengatakan, ia sedih melihat kondisi Paud yang minim sarana dan prasarananya.
“Setelah melihat kondisi Paud sesungguhnya, akhirnya kami bersama-sama beri sumbangan APE Dalam, walau tidak seberapa,” ujar Jeanet.
Menurutnya, perhatian akan Anak Usia Dini harus betul-betul ditingkatkan karena jika terlewati tidak akan bisa kembali lagi.
“Usia dini merupakan usia emas maka pada usia ini harus mendapat pendidikan yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani maupun rohaninya,” ujar Jeanet.
Ketika ditanya tentang perhatian kepada Anak Usia Dini, ia mengatakan, Paud sangat penting sebagai dasar pembentukan karakter, akhlak, daya pikir kritis dan kreativitas anak.
“Di usia emas ini anak akan memperoleh kesiapan belajar yang baik dan merupakan salah satu kunci utama bagi keberhasilan belajar pada jenjang selanjutnya,” tutupnya.