Ruteng, Ekorantt.com – Sebanyak 32 orang dosen jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unika Santo Paulus Ruteng mengikuti workshop bertajuk Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) selama dua hari, 16-17 September 2022.
Ketua Prodi PGSD, Mikael Nardi mengatakan bahwa pihaknya telah dan sedang memberlakukan kurikulum MBKM. Oleh sebab itu, dibutuhkan berbagai pedoman implementasi KMBKM.
“Kita perlu berbagai pedoman untuk mengimplementasikan MBKM pada level Prodi terutama kegiatan MBKM yang menggunakan model struktur form pada semester enam dan tujuh,” ungkat Nardi.
“Kita bekerja berdasarkan pedoman itu. MBKM menjadi acuan kita pada level Prodi,” sambungnya.
Melalui workshop ini, kata Nardi, diharapkan para dosen memahami kurikulum MBKM PGSD. Selain itu Prodi PGSD mampu menghasilkan pedoman-pedoman implementasi MBKM.
Sementara itu Marselinus Robe selaku Sekretaris Jurusan PGSD mengatakan bahwa kegiatan ini sangat penting bagi Prodi PGSD, khususnya para dosen. Kurikulum pendidikan pun harus sesuai tuntutan zaman dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
“Kita ibarat sebagai penjual di dunia pemasaran produk. Jikalau kita menjual produk yang tidak sesuai dengan tuntutan pelanggan maka produk kita tidak akan terjual. Sama seperti mahasiswa yang belajar di jurusan kita. Kita harus mampu mempersiapkan mereka sebagai produk yang unggul. Mempersiapkan calon guru yang dapat langsung bekerja di lapangan. Mempersiapkan calon guru yang siap terserap di dunia kerja,” lanjut Marselinus.
Marselinus menekankan bahwa dosen PGSD perlu mengikuti perkembangan kurikulum yang berlaku sekarang. Jika tidak mengikuti perkembangan dan tuntutan dunia kerja maka lulusan tidak akan terpakai di lapangan kerja.
“Ibarat jika desainer busana mendesain tidak sesuai dengan tren dan keinginan pelanggan maka busana itu tidak akan laku di pasaran. Begitu juga dengan kurikulum di program studi. Kita harus menggunakan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan yang ada sekarang ini,” jelas Marselinus.
Kegiatan workshop itu menghadirkan narasumber I Gede Margunayasa, Dosen Undiksha Bali.
Margunayasa memaparkan arti penting kurikulum MBKM dalam konteks pengembangan kurikulum secara berkelanjutan.
“Kegiatan ini sangat membantu proses pengembangan potensi berkelanjutan dari para Dosen dalam bidang kurikulum,” ujarnya.
Menurutnya, dosen-dosen harus meningkatkan kemampuan menyusun kurikulum dalam pengembangan dirinya demi masa depan diri, masa depan Prodi, dan tentunya masa depan kampus.
“Prodi yang baik adalah Prodi yang mampu menghasilkan output yang cepat terserap di dunia kerja,” pungkas Margunayasa.
Selvianus Hadun