Masalah Sampah di Kota Kupang, Walhi NTT: Masyarakat Jangan Disalahkan

Kupang, Ekorantt.com – Masalah sampah cukup menyita perhatian Pemerintah Kota Kupang beberapa waktu belakangan.

Pemerintah beranggapan bahwa penghasil sampah terbanyak adalah dari limbah dari rumah tangga.

Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Provinsi NTT, Umbu Wulan Tanaamahu Parange membantah anggapan tersebut.

Menurutnya, menyalahkan masyarakat adalah cara paling mudah pemerintah dalam mengatasi masalah sampah di Kota Kupang.

Padahal, berdasarkan data dan temuan Walhi NTT, kata Umbu, sumbangan sampah paling besar di Kota Kupang bukan dari rumah tangga melainkan sampah-sampah perusahaan-perusahaan besar yang ada di luar pulau NTT yakni di Pulau Jawa.

iklan

“Ternyata temuan kami tidak begitu. Karena mama-mama kita hanya sampah potongan kangkung, daun lontar. Karena mama-mama kita tidak bisa buat plastik. Mama-mama kita tidak bisa buat besi, oli, botol bimoli dan kemasan plastik lainnya,” ujar Umbu saat memberikan sambutan pada acara HUT ke-26 Walhi NTT di Kupang pada Rabu (5/10/2022).

Menurut Umbu, aturan telah menyatakan bahwa perusahaan harus bertanggungjawab terhadap residu yang telah ditimbulkan dari produksinya.

Itulah mengapa pada 2019, Walhi NTT mengusulkan kepada wali kota saat itu, Jefry Riwu Koreh agar menyurati dua perusahaan yang dalam hasil riset Walhi NTT temukan bahwa paling berkontribusi terhadap masalah sampah di Kota Kupang.

“Kami minta wali kota agar menyurati dua perusahaan itu untuk bertanggungjawab atas sampah di Kota Kupang supaya masyarakat jangan disalahkan. Supaya mama-mama di rumah tidak lagi yang disalahkan,” ucapnya.

“Ibu-ibu rumah tangga yang menjadi korban dari stigma bahwa sampah di Kota Kupang berasal dari rumah tangga adalah kekeliruan atau kesalahan besar dari Pemerintah Kota Kupang,” sambungnya.

“Landasannya itu tadi. Bahwa mereka tidak bisa buat produksi besar. Mereka hanya distributor akhir dari siklus sampah,” tutupnya.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA