Larantuka, Ekorantt.com – Menyambut Bulan Bahasa pada Oktober 2022, SMA Swasta Katolik Frateran Podor Larantuka terus mendorong para peserta didik untuk menjiwai dan meningkatkan budaya literasi.
Kepala Sekolah SMAK Frateran Podor Larantuka, Robertus Sabon Taka mengatakan, setiap tahun, sekolah selalu menggelar aneka kegiatan pada Bulan Bahasa. Tujuannya, untuk mendorong peserta didik menjiwai nilai-nilai Sumpah Pemuda dan budaya literasi.
“Dua tahun terakhir ini diberi nama Aksara. Tahun lalu Aksara 1 dan kali ini Aksara 2,” katanya kepada Ekora NTT saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (27/10/2022).
Kepsek Robertus mengatakan, kegiatan tersebut penting karena semangat Sumpah Pemuda perlu dihidupkan dalam diri anak-anak zaman sekarang.
“Jiwa persatuan. Dan salah satunya lewat bahasa. Kami punya visi yakni teguh dalam iman, unggul dalam kepribadian, berwawasan nasional dan bertindak lokal dan memiliki kecakapan abad 21. Dan salah satu indikatornya adalah berwawasan nasional bertindak lokal,” bebernya.
Robertus bilang, Tema Nasional Bulan Bahasa 2022 yakni “Bangkit Bersama” sehingga perlu dijabarkan dalam tiga hal penting yang dipadatkan dalam satu tema di SMA Frateran Podor, yakni bersama melestarikan kearifan lokal, bersama menghidupi gaya hidup berkelanjutan, dan bersama membangun jiwa dan raga yang sehat.
Ia berharap peserta didik menjadikan Profil Pelajar Pancasila dan mewujudkan nilai P-5 serta membangkitkan semangat literasi di lingkungan sekolah.
Sementara itu, Ketua Panitia kegiatan Bulan Bahasa, Adeodatus Sang Siramada Teluma menyebut, nama Aksara merupakan akronim dari Apresiasi Keindahan Bahasa dan Sastra.
Guru muda yang biasa dipanggil Deo ini mengatakan, kegiatan kali ini cukup maksimal karena semua mata lomba digelar sehari dengan melibatkan semua peserta didik.
“Jadi tidak ada peserta yang terlibat dua mata lomba; semua siswa harus ikut ambil bagian. Kalau perwakilan kan nanti hanya orang-orang yang dijagokan saja di kelasnya,” katanya.
Ada sepuluh mata lomba yang digelorakan dalam Bulan Bahasa yang meliputi; menulis esai, debat, cipta dan baca puisi, pidato singkat-spontan, video pendek, cerdas cermat, karikatur, story telling, dan terakhir No dan Oa Sekolah.
Deo mengaku bangga karena persiapan hanya sebulan tetapi para siswa tampil maksimal dengan segala kemampuan yang mereka miliki.
“Saya cukup bahagia karena antusias peserta cukup tinggi,” tambahnya.
Dialova Pionia Lege (16), salah satu peserta mengatakan, dengan mengikuti lomba Bahasa Inggris, pengetahuan dirinya terhadap Bahasa Inggris lebih baik.
“Selain itu juga melatih kepercayaan diri, dan penguasaan alur cerita,” tutupnya.