Ruteng, Ekorantt.com – Rektor Unika Santu Paulus Ruteng, Prof. Yohanes Servatius Lon meminta para calon wisudawan untuk lebih mempersiapkan diri menghadapi paradoks era disrupsi Revolusi Industri 4.0.
“Era disrupsi menciptakan paradoks, dia menghancurkan sesuatu yang mapan dan memberikan ancaman baru,” kata Prof. John, demikian ia disapa, saat memberikan sambutan pada Seminar Nasional yang diikuti 583 calon wisudawan Unika Santu Paulus Ruteng tahun akademik 2021/2022 di Aula GUT, Kamis, 10 November 2022. Acara wisuda akan berlangsung pada Minggu, 13 November 2022
Namun di sisi lain, menurut Prof John, era disrupsi mampu menciptakan cara-cara kreatif yang tak pernah terpikirkan sebelumnya dalam memberikan solusi terhadap masalah-masalah sosial kemanusiaan.
“Titik-titik paradoks ini menjadi peluang bagi akademisi untuk mengkaji secara cermat agar menemukan inovasi-inovasi yang bertujuan meminimalisir dampak negatif, dan memaksimalkan dampak positif bagi kehidupan,” jelasnya.
Prof John juga mengajak calon wisudawan untuk memanfaatkan keahlian para narasumber dengan baik.
“Mari kita manfaatkan kehadiran dan kepakaran narasumber agar pertemuan ini menjadi momen perubahan yang bermakna dalam perjalanan akademis kita,” ajaknya.
Sementara Dr. Maximus Tamur sebagai koordinator seminar nasional ini menyampaikan, kemajuan dalam Revolusi Industri 4.0 melahirkan cara baru dalam menyelesaikan pekerjaan di berbagai sektor seperti, pendidikan, manufaktur, perbankan, jasa, dan lain sebagainya.
“Dampak dari kemajuan ini terkait langsung dengan tuntutan dunia kerja. Karena itu, kematangan SDM yang inovatif, adaptif, dan kolaboratif sangat dibutuhkan dalam pelbagai bidang pekerjaan tersebut,” ujarnya.
Seminar yang bertajuk ‘Transformasi Sumber Daya Manusia Menuju Masyarakat yang Inovatif, Adaptif, dan Kolaboratif’ itu melibatkan tiga narasumber utama, yaitu Dr. Fransiska Widyawati M.Hum, Wakil Rektor I Unika Santu Paulus Ruteng, Prof. Dr. Adrianus Amheka, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah XV Kupang, dan Prof. Zantermans Rajagukguk, Peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagakerjaan.
Dalam pemaparan materinya, Dr. Fransiska menyatakan bahwa momen wisuda adalah momen transformasi yang harus dimaknai dengan benar.
“Wisuda adalah gerbang dan langkah awal bertransformasi dari dunia belajar ke dunia lain. Life starts after graduation,” sebutnya.
Karena itu, ia meminta para wisudawan agar memanfaatkan semua hal yang telah diperoleh di bangku kuliah untuk menentukan target dan merumuskan visi ke depan yang jelas demi masa depan yang lebih baik.
Selanjutnya Prof. Dr. Adrianus dalam pemaparannya menjelaskan, tuntutan yang harus dipenuhi oleh lulusan perguruan tinggi di tengah peluang dan tantangan pada era digital demi menyiapkan generasi unggul Indonesia Emas 2045.
Perubahan teknologi, sosial, dan, lingkungan sedang terjadi secara global. Apalagi, pandemi Covid-19 telah mendorong terjadinya perubahan struktural yang sangat cepat.
“Tuntutan dan cara bekerja pada masa depan akan jauh berbeda jika dibandingkan dengan hari ini. Kemampuan memecahkan masalah, kognitif, dan sosial akan menjadi semakin penting, kebutuhan keterampilan fisik akan semakin berkurang,” paparnya.
Untuk itu, Prof Adrianus bilang, semua lulusan harus memikirkan dua arah pengembangan diri, yaitu kompetensi dasar dan kompetensi holistik terintegrasi.
“Arah kompetensi generasi Indonesia menuju 2045 pada dua arah kompetensi yaitu, kompetensi dasar dan kompetensi holistik terintegrasi,” ucapnya.
Prof. Adrianus menjelaskan, kompetensi dasar meliputi kompetensi keberagamaan (religiosity competence), kompetensi kewarganegaraan (citizenship competence), kompetensi keilmuan -literasi ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan bahasa, kompetensi digital, dan kompetensi belajar untuk belajar.
Sementara kompetensi holistik terintegrasi terdiri dari kompetensi untuk hidup, kompetensi untuk kehidupan, dan kompetensi untuk penghidupan.
Sementara Prof. Zantermans Rajagukguk mengemukakan bahwa pengembangan pariwisata yang menjadi prioritas pembangunan dan pengembangan ekonomi memiliki kontribusi besar dalam menciptakan masyarakat yang inovatif, adaptif dan kolaboratif.
Untuk itu, ia mengajak para calon wisudawan untuk memanfaatkan peluang pengembangan pariwisata yang tengah gencar digalakkan pemerintah untuk menumbuhkan kemampuan inovatif, adaptif dan kolaboratif untuk masa depan diri dan bangsa yang lebih baik.