Mbay, Ekorantt.com – Bupati Nagekeo dr Johannes Don Bosco Do mengingatkan pemerintah desa di wilayah itu untuk benar-benar menjalankan tugas-tugas pemerintah desa sebagaimana mestinya.
Tugas penyelenggaraan pemerintah desa, tugas pembangunan, tugas pembinaan masyarakat, dan tugas pemberdayaan masyarakat menjadi dasar pijak keberadaan pemerintahan desa.
“Yang kita lupa ialah pemberdayaan, yang kita lupa ialah gotong royong. Ini harus seperti semboyan TNI dari rakyat untuk rakyat,” ujar Bupati Don saat Pengambilan Sumpah Jabatan dan Pelantikan Penjabat Kepala Desa Podenura, Wokodekororo, Woewutu dan Ulupulu 1 di Aula Kantor Camat Nangaroro, Rabu (11/1/2023) siang.
Dalam upaya membangkitkan kembali semangat gotong royong, Bupati Don mengingatkan para penjabat setidak-tidaknya tiga hari setiap minggu berada di desa. Rutinitas kehadiran penjabat kepala desa di sana untuk melayani masyarakat.
“Saya cek sampai Desember. Paling kurang tiga hari di desa. Pekerjaan di camat dilakukan secara mobile,” kata dia menegaskan.
Kehadiran penjabat kepala desa di desa ialah untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi masyarakat. Bupati Don mencatat khusus berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat di empat desa tersebut.
“Di Podenura ada persoalan batas wilayah desa. Kemudian ada ekosistem usaha nelayan penangkap gurita. Lalu ada permasalahan akses jalan dan bencana setiap musim hujan. Pemerintah desa harus lebih cepat dan respon cepat sebagai kepala wilayah,” kata Don.
Sedangkan Desa Wokodekororo kondisi pertanian akibat keadaan topografi yang sulit. Pemerintah desa harus mendampingi masyarakat untuk merekayasa sistem pertanian dengan cara menggali lubang untuk menanam pohon. Selain itu, upaya pencegahan TKI ke Malasyia yang harus dijaga dari kebijakan kepala desa sebelumnya.
Selain itu, Bupati Don juga berpesan kepada Penjabat Kepala Desa Woewutu mengenai lahan kritis di wilayah itu yang kini sudah ditanam tanaman sorgum.
Ia meminta pemerintah desa agar memperhatikan parit jebakan alami di kali Lowo Labu yang memungkinkan untuk kepentingan irigasi dan ternak. Selain itu, permasalahan pengamanan garis pantai yang perlu membudidaya pandan pantai untuk mencegah abrasi.
“Di sana ada SMK dan SMA. Ada karang taruna, OMK dan remaja masjid untuk membantu membangun desa. Ajaklah mereka untuk bergotong royong bangun desa,” kata Bupati Don.
Sementara di Desa Ulupulu 1, Bupati Don mengingatkan pemerintah desa agar memanfaatkan peluang keberadaan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) untuk meningkatkan produktivitasi pertanian masyarakat setempat.
Selain itu, tersedia Pos Kesehatan Hewan (Poskeswan) yang juga bisa berkolaborasi untuk menjaga kesehatan ternak serta meningkatkan populasi seluruh ternak di Ulupulu 1.
“Penjabat ini adalah kepala BPP. Tapi kalau tanaman warga lebih subur maka perlu dievaluasi,” katanya,
“BPP di Ulupulu 1 harus bisa menjadi sekolah lapangan. Petani dan peternak di sana bisa belajar dari kita. Kita tidak perlu belajar jauh-jauh,” Bupati Don menambahkan.
Selain terhadap keempat penjabat kepala desa, Bupati juga meminta sumbangsih tenaga dan pikiran oleh para mantan kepala desa terhadap pembangunan di desa.
Ia mengatakan, keterlibatan para kepala desa demisioner dapat menciptakan suasana baru serta bisa menambah banyak pikiran dalam semangat gotong royong. Ia berharap, semangat gotong royong (To’o Jogho Waga Sama) benar-benar melekat pada diri pemerintah desa dan masyarakat.