Bajawa, Ekorantt.com – Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Citra Bakti Ngada terus berupaya memperkuat kurikulum untuk menghasilkan lulusan berkualitas yang berkompeten sesuai bidang keilmuan.
Salah satu cara ialah meningkatkan kompetensi akademik para dosen melalui Focus Group Discussion (FGD) analisis awal kurikulum untuk Prodi Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PG-PAUD) dan Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
Kegiatan ini merupakan langkah awal dari program kemitraan Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) dan STKIP Citra Bakti.
Ketua STKIP Citra Bakti Dr. Dek Ngurah Laba Laksana menuturkan analisis awal kurikulum dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang muncul dalam penerapannya.
Sehingga, dari hasil analisis awal kurikulum, diharapkan dapat menemukan informasi dalam pengembangan kurikulum yang lebih efektif, kata Dek Ngurah, Senin.
“Dalam pengembangan kurikulum, evaluasi kurikulum merupakan langkah awal yang penting sebelum merancang kurikulum yang baru,” ujar dia.
Ia menyatakan Program Studi PG-PAUD dan PGSD memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang pendidikan, terutama di tingkat pendidikan anak usia dini.
“Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan kurikulum yang memadai untuk menjamin kualitas lulusan,” tegasnya.
Kegiatan FGD melibatkan 9 dosen PG-PAUD, 8 dosen PGSD serta analisator kurikulum untuk masing-masing program studi.
Kegiatan itu bertujuan untuk mengumpulkan masukan dan umpan balik dari para analisator dalam rangka memperbaiki kurikulum PG-PAUD dan PGSD.
Adapun sesi pembahasan meliputi berbagai topik; metode pengajaran, hasil pembelajaran, isi kurikulum, dan strategi penilaian.
Target capaian dari kegiatan FGD ini terdiri dari 4 aspek; pertama, tercapainya hasil analisi kesesuaian visi dan misi program studi dengan capaian pembelajaran pada kurikulum.
Kedua, analisis konten (isi) kurikulum terkait dengan ketersediaan konten bahasa ibu dan literasi dasar dalam kurikulum program studi PGSD serta kedalaman dan keluasan materi dalam kurikulum.
Ketiga, analisis capaian-capaian pembelajaran mata kuliah dengan bidang kajian, dan kelima, analisis struktur kurikulum dan penjabarannya setiap semester.
“Masukan dan umpan balik yang dikumpulkan selama FGD akan digunakan untuk memperbaiki kurikulum Prodi PG-PAUD dan PGSD, sehingga program-program tersebut tetap relevan, efektif, dan sesuai dengan tren terbaru dalam pendidikan,” terang Dek Ngurah.
Hasil dari kegiatan FGD analisis awal kurikulum ini berupa draft kurikulum yang akan dipaparkan pada saat workshop pengembangan kurikulum Prodi PG-PAUD dan Prodi PGSD terintegrasi bahasa ibu.
Workshop nanti sedianya akan melibatkan para guru, alumni, pakar kurikulum, pakar teknologi pendidikan, pakar perlindungan anak, pegiat budaya, yayasan disabalitas dan pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Ngada dan Nagekeo.