Ruteng, Ekorantt.com – Bupati Manggarai, Herybertus G. L. Nabit mencanangkan program penanaman bambu di semua paroki se-Keuskupan Ruteng.
Hal ini disampaikan Bupati Hery Nabit dalam acara kick off surveylans kualitas air minum rumah tangga Kabupaten Manggarai tahun 2023 di Lapangan Motang Rua, Jumat, 24 Maret 2023.
Ia mengatakan, Pemkab Manggarai sudah menyiapkan sebanyak 35.000 anakan bambu. Selanjutnya pemerintah akan berkolaborasi dengan Keuskupan Ruteng untuk melakukan penanaman anakan bambu di semua paroki.
Bupati Hery berujar, program penanaman bambu dilakukan demi mencegah terjadinya longsor dan menjaga Daerah Aliran Sungai (DAS).
Ia pun meminta Perumda Tirta Komodo dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendukung program tersebut.
“Menjaga sumber mata air tentu dengan kerja penghijauan. Hal ini butuh kerja sama semua pihak mulai dari tokoh adat, pemerintah desa, dan masyarakat pada umumnya. Itu bentuk kepedulian untuk menjaga sumber-sumber air kita,” tuturnya.
Bupati Hery juga mengajak pelanggan bijak menggunakan air.
“Air itu terbatas. Sumber mata air bisa saja kering. Kalau kita tidak bijak menggunakan air, ada titik tertentu kita kesulitan air,” terangnya.
Sementara Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Manggarai Meldyanti Hagur Nabit mengatakan, masih banyak perempuan di Manggarai kesulitan mengakses air bersih.
Hal tersebut, kata Meldyanti, berdasarkan hasil temuan TP PKK Kabupaten Manggarai selama pelaksaan program gerakan STBM Gesi (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) di sejumlah wilayah.
“Kalau bicara tentang air di Kabupaten Manggarai, erat kaitannya dengan kaum perempuan. Yang menjadi keluhan untuk kaum perempuan adalah sulitnya akses air bagi perempuan,” ujarnya.
Meldy menyayangkan, banyak orang beranggapan bahwa menimba air itu adalah tugas perempuan, padahal bisa dilakukan kaum pria. Tak heran di beberapa wilayah kecamatan, banyak perempuan yang mengeluh sakit kepala karena harus memikul air menggunakan kepala.
Meldy menyentil masalah sampah plastik di Kota Ruteng yang sebagian besar bersumber dari jajanan anak-anak.
“Mungkin para guru yang sempat hadir hari ini, kita sama-sama mengedukasi anak-anak kita, supaya kita tidak buang sampah sembarangan. Sampahku, tanggung jawabku,” tutupnya.