Mbay, Ekorantt.com – Siswa kelas awal di Gugus Nangaroro IV, Kabupaten Nagekeo, NTT, mampu membaca maksimal 96 kata dalam durasi dua menit saat lomba literasi antar-sekolah, Senin (3/4/2023) di SDN Ndora.
“Menurut kami guru kelas satu, itu sudah sangat luar biasa. Sesuatu yang berubah jauh,” ujar Maria Goreti Teda Gamo, guru kelas 1 SDN Ndora.
Maria ialah juri 2 dalam perlombaan membaca kata bagi siswa kelas satu. Duta baca dari tujuh sekolah di kelompok itu tampil memukau di hadapan tiga dewan juri.
Mereka membaca lancar dari 118 kata yang disiapkan juri. Para juri mendengar pengucapan huruf vokal serta artikulasi kata yang diucap peserta lomba.
Maria menyatakan peningkatan membaca pada siswa di kelas awal dipengaruhi dari ketersedian buku-buku bacaan. Selain itu, penerapan perpustakaan ramah anak menjadi salah satu faktor pemicu untuk memacu anak membaca lancar.
“Rata-rata di sekolah dasar di wilayah kita ini sudah menerapkan perpustakaan ramah anak. Kemudian ditunjang dengan buku-buku bacaan berjenjang,” kata dia.
Fasilitator daerah (Fasda) program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) Philipus De Ornay menyebut rata-rata keterampilan membaca siswa kelas awal sudah mengarah pada titik kemajuan. Bahkan ada siswa kelas satu mampu membaca kalimat.
“Ada loncatan membaca yang luar biasa. Dalam pemetaan kita, ada siswa kelas satu bisa setara dengan siswa kelas enam. Ini mengenai keterampilan membaca,” ujar Philipus.
Kekuatan literasi membaca membuat siswa kelas awal mengalami perubahan secara signifikan. Program literasi siswa yang sebenarnya masih pada level huruf, suku kata (urutan fonem), dan kata loncat menjadi level pengenalan kalimat.
“Program literasi sangat membantu guru dalam kelas. Tingkat pemahaman anak bisa lebih cepat dari sebelum-sebelumnya,” katanya.