Borong, Ekorantt.com – Pastor Paroki Lawir, RD Stevanus Silvester Heno mengajak umat Katolik untuk belajar dari Yesus yang menderita.
“Kita menunjukkan diri sebagai pribadi yang belajar dari Kristus yang menderita,” kata Romo Silvester dalam kotbah ibadat Jumat Agung di Gereja Santa Maria Penolong Abadi Lawir, Lambaleda Timur, Kabupaten Manggarai Timur, Jumat, 7 April 2023.
Yesus yang tersalib, kata Romo Silvester, merupakan gambaran hamba Tuhan yang menderita, sebagaimana yang diwartakan para nabi.
“Dia (Yesus) adalah anak domba yang dipersembahkan bagi banyak orang,” ungkapnya.
Romo Stevanus menggarisbawahi, salib menjadi simbol terpenting selama perayaan hari Jumat Agung. Sebab, salib adalah takhta Ilahi bagi sang penebus yang mulia dan tanda kemenangan semua orang beriman.
“Kasih Tuhan kekal dan selama-lamanya. Puasa dan pantang adalah usaha yang sederhana menunjukkan partisipasi kita dalam penderitaan Yesus. Tuhan Yesus mengambil semua beban dosa kita dan ia memikul salib-Nya dengan penuh cinta,” terangnya.
Dalam kacamata iman Kristiani, hamba Tuhan adalah gambaran diri Yesus Kristus sendiri. Sebab Dialah anak Allah yang menderita bagi semua orang.
Dalam kisah sengsara, dialog antara Yesus dan Pilatus tentang kebenaran memiliki arti penting. Kebenaran itu sesungguhnya mengingatkan umat pada Yesus bahwa ia sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia.
“Yesus sudah mengingatkan Pilatus bahwa ia tidak memiliki kuasa apa pun terhadapnya,” tuturnya.
Romo Stevanus mengajak umatnya untuk boleh bersukacita memandang Kristus yang tersalib. Sebab dari salib mengalir sungai kerahiman Allah.
“Jadi salib Kristus yang kita pandang di dalam gereja dan di rumah kita masing-masing, dari salibnya itu mengalir sungai kerahiman bagi kita semua,” tutupnya.