Mbay, Ekorantt.com – Pemerintah Kabupaten Nagekeo, NTT, terus gencar memperkuat literasi membaca anak kelas rendah untuk sekolah tingkat dasar.
Pemerintah mendorong agar literasi membaca anak ditingkatkan untuk menyambut Indonesia emas di 2045 mendatang.
Upaya itu dilakukan atas kerja sama Pemkab Nagekeo dan program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) yang diimplementasikan oleh fasilitator daerah (Fasda).
“Setiap program selalu dievaluasi. Memang progres sudah bagus. Kemampuan literasi anak sudah ada kemajuan,” ujar Maria Yulita Bernadeta Bheni, salah satu Fasda INOVASI di Kecamatan Mauponggo yang dikonfirmasi, Sabtu (29/4/2023) pagi.
Maria Yulita menyebut ada berbagai program kerja yang memicu literasi membaca anak meningkat. Peningkatan itu diukur dari aspek cara menyimak, berbicara, menulis dan membaca.
Ia mengatakan tugas fasilitator ialah memperkuat literasi anak berbasis Kelompok Kerja Guru (KKG) per gugus. Para guru diberi penguatan materi per unit.
“Jadi ada tujuh unit secara berjenjang. Ada unit perlindungan anak, unit big book, unit membaca kata, membaca lancar, membaca pemahaman dan unit keterampilan menulis,” sebut Maria Yulita.
Dalam implementasinya, ia melanjutkan, para fasilitator memberikan penguatan materi kepada guru kelas rendah di sekolah sasaran. Selanjutnya pendampingan dan evaluasi.
“Pendampingan sesuai materi yang disajikan sebelumnya. Misalnya kegiatan kelompok membaca mulai dari membaca huruf hingga membaca pemahaman. Kami perkuat itu,” ujar dia.
Guru SDK Wolokoli-Mauponggo ini menyatakan kemajuan literasi membaca anak di wilayah itu membaik karena didukung dengan kreativitas dan inovasi guru dalam kelas.
Selain itu, ditunjang dengan sumber buku yang memadai serta penerapan perpustakaan yang ramah dan menyenangkan.
“Kemudian didukung dengan lomba literasi pada setiap tingkat membuat anak semakin terpacu untuk membaca,” tutur dia.
Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do terus memantau perkembangan literasi membaca anak dengan meninjau sejumlah sekolah di berbagai wilayah Nagekeo.
Uji petik lapangan tersebut sebagai bahan evaluasi pemerintah untuk selanjutnya mengasah kemampuan anak pada tingkat belajar numerasi.
“Kelas rendah itu sebagai fondasi, sehingga saya selalu sarankan kepada kepala sekolah untuk menempatkan guru berkualitas di kelas rendah,” kata Don, beberapa waktu lalu.
Ia berharap dengan memberi penguatan literasi dan numerasi sejak dini dapat menciptakan generasi bangsa yang berkualitas pada usia emas Indonesia mendatang.