Borong, Ekorantt.com – Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur kembali menggelar Festival Kopi Lembah Colol, di Colol, Kecamatan Lambaleda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi NTT, 14-15 Juni 2023
Didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), festival ini diharapkan dapat mengangkat berbagai potensi baik potensi alam maupun budaya Lembah Colol, terutama kopi sebagai signature dari potensi wisata Manggarai Timur.
Mewakili Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Shana Fatina, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores, menekankan pentingnya memperkuat promosi melalui kolaborasi dengan berbagai pihak terutama dengan akan dibukanya penerbangan internasional di Labuan Bajo yang merupakan akses utama pariwisata NTT.
“Kami terus mendorong penyebaran wisatawan dengan berbagai bentuk promosi destinasi dan produk wisata, salah satunya melalui penyusunan peta perjalanan ke 30 desa wisata yang ada di kawasan Floratama,” kata Shana.
Lembah Colol sebagai signature kopi sendiri, jelas Shana, merupakan 1 dari 30 tujuan perjalanan wisatawan yang memiliki daya tarik unggulan bukan hanya kopi sebagai produk, tetapi juga dapat menawarkan experience perkebunan kopi dan masyarakat petani kopi sebagai daya tariknya.
Tagline Kopi Colol sebagai kopi terbaik dunia menurut Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas, tidak datang dengan sendirinya. Selain mendapatkan predikat sebagai kopi dengan cita rasa terbaik di Indonesia dalam kontes kopi spesialti yang berlangsung di Banyuwangi untuk jenis kopi robusta dan arabika pada 2015 lalu, Kopi Colol juga mendapatkan predikat tiga besar dunia sebagai kopi dengan kualitas cita rasa terbaik di dunia.
“Jika Anda adalah pencinta kopi maka Anda berada di tempat yang tepat, karena kopi Colol adalah kopi terbaik dunia. Tempat di mana kopi terbaik di dunia dilahirkan. Lembah Colol, surganya kopi dunia,” demikian Bupati Agas.
Bupati Agas juga menegaskan, penyelenggaraan Festival kali ini merupakan hasil kerja keras seluruh masyarakat Lembah Colol bersama pemerintah daerah dan kolaborasi dengan berbagai pihak.
“Festival Kopi Lembah Colol ini merupakan sarana pertemuan yang strategis untuk para pencinta kopi mulai dari petani, pedagang, LSM, dan pemerintah untuk saling berbagi dan bertukar informasi tentang kopi dan berbagai isu strategis lainnya,” jelas Bupati Agas.
Akhir-akhir ini perubahan iklim sendiri menjadi isu hangat yang berpengaruh signifikan pada banyak sektor termasuk pertanian bersama sub sektornya yaitu perkebunan, perikanan, dan kehutanan, sementara sektor pertanian dan perkebunan sendiri sangat bertumpu pada ketahanan dan stabilitas siklus air dan cuaca untuk dapat menunjang produktivitas pertanian, salah satunya adalah produktivitas kopi.
Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) bahkan menyatakan bahwa salah satu ancaman paling serius terhadap masa depan keberlanjutan ketahanan pangan adalah implikasi atau dampak dari perubahan iklim.
“Walaupun produktivitas kopi di Lembah Colol masih tinggi, namun beberapa petani mengeluhkan produktivitas yang mulai menurun dan ini tentunya harus menjadi perhatian bersama dan peran pemerintah bersama seluruh stakeholder terkait lainnya diharapkan dapat membantu melakukan pendampingan, pelatihan dan edukasi tentang cara bertani yang ramah lingkungan,” ungkap Bupati Agas.
Bupati Agas mengajak para Petani Kopi di Lembah Colol untuk mulai belajar tentang perubahan iklim yang kemudian dapat menyesuaikan dengan pola tanam dan belajar menentukan varietas tanaman yang tahan terhadap perubahan cuaca dan iklim serta mengurangi penggunaan bahan kimia dan pupuk buatan yang dapat merusak lingkungan.