Maumere, Ekorantt.com – Masyarakat Desa Maluriwu, Kecamatan Palue, Kabupaten Sikka, bergotong royong membangun sumur untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
“Karena kesulitan air bersih, warga yang berada di sekitar lokasi Kali Maluriwu secara swadaya membangun sumur baru untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat setempat dan sekitarnya,” ujar tokoh masyarakat Maluriwu, Selestinus Laba, kepada Ekora NTT, Rabu, 21 Juni 2023.
Seles menceritakan, sebelumnya masyarakat di sekitar Kali Maluriwu membangun sumur air tawar dengan kedalaman kurang lebih 16 meter.
“Sayangnya tahun 2013, erupsi gunung api Rokatenda yang menyebabkan sumur tertimbun batu dan pasir sehingga tidak bisa dimanfaatkan lagi,” katanya.
Setelah tertimbun, lanjut Seles, masyarakat setempat mengonsumsi air dari bak penampung air hujan.
Ia menambahkan, masyarakat juga pernah mengusulkan dalam Musrenbang Desa supaya dibuat rehabilitasi sumur, namun usulan belum bisa direalisasikan hingga sekarang.
Seles bilang, ketika ada proyek pembangunan Rabat Jalan Uwa-Kesokoja saat pengambilan material pasir di Kali Maluriwu, ditemukan sumber mata air baru dengan kedalaman 8 meter.
“Masyarakat senang dan penuh antusias bangun sumur baru secara permanen. Mula-mula cetak gorong-gorong dan pasang. Ketika sampai pada tahapan penimbunan atau urukan terkendala dana,” katanya.
Untuk mengatasi kendala dana, panitia kecil mengajukan proposal ke Jakarta.
“Pak Protensius Wongga, putra asli Maluriwu, siap membantu membiayai seluruh pekerjaan sumur sampai dengan selesai, termasuk pengambilan air dengan menggunakan sistem teknologi kekinian,” ungkap Seles.
Sementara koordinator kegiatan serentak pejabat kepala desa, Gregorius Senda dan panitia kecil terdiri dari Yohanes Berchmans Sina, Sebastianus Toni, Selestinus Laba dan Ibu Stefani Seja mengatur proses pengerjaan sumur.
“Hal positif dalam kegiatan berupa gotong royong dan swadaya masyarakat betul-betul ditunjukkan karena air bersih merupakan kebutuhan vital manusia,” kata Gregorius.
Gregorius menyampaikan terima kasih kepada Protensius Wongga, Thomas Alva Edison Bangu, dan Nong Maluriwu, warga Maluriwu diaspora yang terpanggil memberikan dana untuk membangun kampung halaman.